Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Terpatrinya Bingkai Toleransi

2 Januari 2012   06:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 138 0

Cerita dan Foto:Ph.Angga Purenda

Tak terkecuali juga terjadi di Gereja Santo Ignatius Ketandan, dukuh morangan, desa Karanganom, kecamatan klaten utara yang masih satu wilayah dengan Paroki Santa Maria Assumpta Klaten. Malam itu gereja berhiaskan berbagai pernak-pernik yang menarik di setiap sudut ruangan. Karena malam itu menggunakan bahasa jawa dalam perayaan natalnya maka tak ketinggalan pula semua petugas gereja menggunakan baju adat jawa sekaligus musiknya diiringi oleh gamelan.

Namun ada yang menarik dari perayaan natal itu, dimana adanya kerja sama dengan umat lainnya dalam menyukseskan misa natal tersebut. Salah satunya dalam hal penggunaan lahan parkir untuk memakirkan kendaraan bagi umat kristiani yang akan ke gereja. Perlu diketahui gereja santo ignatius ketandan memiliki lahan parkir yang kurang luas dan kebetulan lahan parkirnya juga sedang didirikan tenda untuk menampung umat yang tak kebagian tempat duduk di dalam gereja.

Maka itu gereja menggunakan lahan dari Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten (STHD) yang tepat berada di samping. Tentunya sudah ada izin dari pihak STHD dalam menyediakan tempat parkir bagi umat kristiani gereja santo ignatius ketandan. Namun mereka tidak merasa terganggu dengan pemakaian lahan parkir di sekitar STHD tersebut. Sebenarnya diantara umat hindu dengan umat kristiani setempat sudah menjalin hubungan yang lama dengan baik.

Perlu diketahui pula di samping gereja selain ada STHD juga terdapat sebuah Pura yang hanya dibatasi jalan desa dengan lebar kurang lebih 3 meter. Terlihat indah sekali toleransi yang diperlihatkan oleh kedua umat yang berlainan ini dan patut kita contoh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Malam itu juga terasa lengkap dengan hadirnya polisi dari polsek ketandan serta BANSER-NU yang ikut ambil bagian dalam pengamanan perayaan misa natal tersebut. Dengan berseragam seperti tentara yang didominanasi warna hijau serta menggunakan topi baret, teman-teman dari BANSER-NU ini juga terlihat menjaga di sekitaran lahan parkir yang terletah di STHD.

Pada awal misa natal itu, Romo Ch. Sutrasno P,Pr tak ketinggalan pula mengucapakan terima kasih kepada seluruh umat yang terlibat dalam menyukseskan perayaan malam natal khususnya bagi STHD (Umat Hindu), Polisi Polsek Ketandan, dan BANSER-NU. Malam itu ibaratnya sebuah bingkai toleransi yang sudah terpatri dan tak dapat dipisahkan lagi. Walau berbeda dalam berkeyakinan namun membaur menjadi satu untuk saling tolong menolong sehingga kebersamaan itu terbingkai dengan indah.

Nah, apa yang terjadi di gereja santo ignatius ketandan tadi dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua dalam menyikapi segala perbedaan yang ada. Terlebih lagi kita tinggal di sebuah negara yang terkenal akan keanekaragaman budayaserta keyakinannya yaitu Indonesia. Jadi saling menghargai serta menghormati satu sama lainnya menjadi kunci utama dalam menjalani kehidupan ini.#Salam Kompasiana

Untuk dapat info menarik lainnya kunjungi dan klik saja di Blue Flash

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun