Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Artikel Utama

Humor Serius Penghijauan Lingkungan: Katakan Cinta dengan Bunga… Berikut Pohonnya!

10 Maret 2010   18:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 909 0
Ingin tahu cara mengutarakan perasaan cinta yang ramah lingkungan...? Bisa dicoba yang ini, berilah bunga kesayangan sang kekasih atau camer (calon mertua), tapi jangan cuma bunganya, berikan komplit dengan pohonnya, jika perlu berikut dengan potnya yang indah. Yang ini bunga beneran lho, bukan bunga bank... tapi kalo bunga yang terakhir disebut ini diikutsertakan juga sebagai bonus tambahan, mungkin bisa ‘tokcer' juga...hehehe. Hal lainnya, jenis bunga juga turut menentukan. Janganlah memberikan bunga bangkai, selain baunya yang tidak sedap seperti bangkai, cari pohonnya juga susah kaleee..dan yang pasti tidak boleh diambil sembarangan karena dilindungi oleh Negara sebagai puspa langka. [caption id="attachment_90803" align="alignleft" width="150" caption="Anggrek puspa pesona"][/caption] Ada alasan yang sangat rasional tentang pemberian bunga berikut pohonnya ini, yaitu jika bunga petik hanya akan bertahan dalam hitungan hari, bahkan cuma beberapa jam, tapi jika tetap dipohonnya, bisa bertahan lebih lama, lebih segar, lebih indah, alamiah dan yang pasti sangat ramah lingkungan karena mempunyai kesempatan untuk terus berfotosintesis menetralisir gas emisi CO2 penyebab pemanasan global, sekaligus memproduksi oksigen yang sangat menyegarkan udara dan pernafasan kita. Mengutarakan perasaan cinta kepada seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan rangkaian puisi yang indah ataupun lagu yang mendayu-dayu sampai membuat pasangan ‘klepek-klepek'. Memberikan paket pohon bunga, pohon buah atau pun pohon hias pada saat ini, dimana dampak negatif pemanasan global dan perubahan iklim sudah sangat kita rasakan, sangat bermanfaat langsung, tidak hanya pada orang yang menerimanya tapi juga bermanfaat bagi Bumi...!!! Cinta yang dimaksud disini bersifat sangat universal, tidak hanya menyangkut perasaan manusia yang sedang kasmaran, tetapi lebih dari itu. Kita bisa memberikan bibit pohon kepada siapa saja... selain kekasih, calon mertua bisa juga kepada teman, saudara, relasi bisnis, atau siapa pun Dan agar pemberian dan penanaman pohon ini lebih mempunyai makna yang lebih berarti, bisa kita kaitkan pada segala kejadian yang mengikuti hidup dan kehidupan kita. Misalnya bisa dimulai dari saat pernikahan, kelahiran anak, ulang tahun, hari bumi, hari lingkungan hidup dan saat-saat istimewa lainnya, dan bahkan kita bisa menyumbang bibit pohon atas nama keluarga kita yang sudah meninggal... !! Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, pohon tersebut turut menjadi saksi sejarah dari orang maupun keluarga yang bersangkutan. Program One Man One Tree (satu orang menanam satu pohon), pernah dicanangkan Presiden SBY pada Hari Penanaman Pohon Nasional tanggal 28 November 2008 di Cibinong, Jawa Barat dan ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Kehutanan RI, Nomor S.87/Menhut-V/2009 Tangggal 10 Februari 2009 kepada seluruh provinsi, agar turut mensukseskan program ini. Dengan target asumsi jika seluruh penduduk Indonesia mengikuti program ini, maka Negara kita bisa menambah pohon sedikitnya 230 juta pohon per tahunnya sejak program ini efektif diberlakukan sepanjang tahun 2009. Sungguh suatu jumlah yang sangat signifikan dan bermanfaatnya bagi hijau, sehat dan indahnya Bumi Pertiwi. Berkaitan dengan itu, ada beberapa kebijakan unik dan kreatif yang diterapkan di beberapa daerah, misalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, mengeluarkan kebijakan peduli lingkungan antara lain: Pepeling (Pengantin peduli lingkungan), rehab situ dan pembangunan embung air, PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Kolaboratif, pembangunan Kebun raya Kuningan, pelestarian satwa dan ikan, dan Kuningan Car Free Day. Khusus dalam program Pepeling, tiap calon pengantin dianjurkan menyediakan 5 sampai 10 bibit pohon sebagai penyerta mahar. Bibit pohon tersebut diserahkan ke petugas pencatat pernikahan untuk ditanam di lahan kritis di daerahnya atau di lahan kosong milik sendiri, dan sebagai penanda, bibit pohon diberi label nama pengantin dan tanggal pernikahan. (Sumber berita: Kompas cetak 10/03/2010 hal.19) Di Kabupaten Gresik lain lagi, melalui Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 19 tahun 2008. ditegaskan setiap ada orang meninggal ahli warisnya wajib menanam pohon produktif atau pohon penghijauan sebagai kompensasi mendapat dana santunan kematian Rp 1 juta. Sedangkan setiap pegawai negeri sipil yang naik pangkat atau jabatan juga diwajibkan menanam satu pohon di lingkungan sekitarnya atau tempat umum. Sebelumnya program penanaman yang disebut pohon jariyah sudah diterapkan berupa himbauan sejak tahun 2006 lalu. Hingga saat ini jumlah pohon yang sudah tertanam sebanyak 145.930 pohon. Jumlah pohon jariyah dari program santunan kematian sebanyak 18.167 pohon, dari unsur lainnya sudah tertanam 127.763 pohon. ( Selengkapnya baca: Warga Meninggal Ahli Waris Wajib Tanam Pohon dari Kompas.com ) Pada artikel humor yang lalu, penulis pernah mengungkapkan contoh sederhana untuk melaksanakan program ‘One Man One Tree' ini. Jika satu keluarga memiliki dua anak, maka sebaiknya pada halaman rumah keluarga ini, minimal punya empat pohon utama yang terdiri dari dua pohon mewakili orang tua dan dua pohon mewakili anak. Jadi jika si ayah bernama Firman, si ibu bernama Cinta dan dua anaknya bernama Kasih dan Sayang, boleh saja pohon tersebut kita sebut sebagai Pohon Firman, Pohon Cinta, Pohon Kasih dan Pohon Sayang, apa pun jenis pohonnya bisa berupa pohon hias, pohon bunga atau pun buah. Sungguh sangat indah bukan...?! [caption id="attachment_90812" align="aligncenter" width="135" caption="Pohon Pachira adalah pohon yang ditanam penulis, setelah pernikahan. Foto dokumen pribadi."][/caption]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun