20 April 2017 22:58Diperbarui: 21 April 2017 08:005331
Namanya cukup sederhana Uliya, tanpa embel-embel gelar keagamaan maupun gelar kesarjanaan. Dia hanya lulus Sekolah Menengah Kejuruan di Jamannya, dan pada saat itu hanya dia perempuan satu-satunya di kampungnya yang menamatkan pendidikan sampai setaraf Sekolah Menengah Atas. Sebab saat itu, sangatlah tabu bagi orang kampungnya untuk menyekolahkan perempuan setinggi mungkin. Sebagaimana tradisi dan budaya masyarakat Seberang Jambi saat itu, perempuan hanya  cukup mendapatkan pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah Diniyyah. Selebihnya perempuan harus terkungkung dalam ruang domestik rumah tangga, tidak diperbolehkan tampil di ruang publik, mengantar minuman untuk tamu pun hanya diperbolehkan tampak tangan, mengaji hanya boleh dirumah, apalagi menjadi pemimpin.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.