Kita pasti akrab dengan pernyataan bahwa saat memasuki bulan suci ramadhan syaitan-syaitan dibelenggu. Sebagian besar umat Islam tentu merasakan itu.
Di saat bulan ramadhan sebagian kita mendadak menjadi taat dan begitu ikhlas menjalankan ritual ibadah wajib maupun sunah, kita (saya) terkadang heran kok bisa se-taat ini.
Apakah ini, yang dimaksud dengan setan dibelenggu sehingga kita begitu ringan menjalankan ibadah. Menurut saya benar di bulan Ramadhan setan dibelenggu untuk sebagian orang.
Mengapa dikatakan sebagian orang, karena meskipun katanya setan terbelenggu, tak sedikit juga kita jumpai masih ada yang 'pede' makan, merokok di siang bolong. Bahkan ada yang bangga terang-terangan.
Salah satu uji petik adalah, disaat azan berkumandang di bulan nan suci itu, denyutnya begitu terasa dan kita sungguh terpanggil untuk secepatnya ke masjid atau beribadah di rumah saja. Jiwa ini begitu resah jika belum laksanakan ibadah.
Nah, seusai Idul Fitri 'jujur' rasanya tidaklah seperti bulan ramadhan, dan kita mulai lalai dan tak tepat waktu lagi, apakah ini sama artinya setan sudah dilepas lagi dari belenggunya. Mungkin saja.
Oh tuhan, kalau bisa belenggu-lah setan selama-lamanya.
