Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Gubernur Himbau 1 Mei Jangan Dinodai

26 April 2013   12:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34 444 0
Tanggal 1 Mei di Jakarta dan kota-kota besar lainnya biasanya diwarnai aksi demo buruh untuk memperingati Hari Buruh sedunia. Tetapi di Papua 1 Mei sering terjadi insiden yang tak ada hubungannya dengan masalah buruh. Insiden itu berkaitan dengan peristiwa sejarah integrasi Papua menjadi bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan RI pada 1 Mei 1963. Dan tahun ini, integrasi itu genap berusia 50 tahun. Peristiwa itulah yang diprotes oleh kelompok-kelompok aktivis pendukung papua merdeka. Menurut mereka, 1 Mei 1963 yang terjadi bukan Papua berintegrasi dengan NKRI, tetapi pemerintah Indonesia meng-aneksasi Papua. Ada beberapa kelompok aktivis Papua merdeka yang sudah bertekad akan melakukan aksi pada 1 Mei 2013 nanti. Di antaranya adalah kelompok yang menamakan dirinya Komite Nasional Papua Barat  (KNPB). Juru bicara KNPB Viktor Yeimo beberapa hari lalu mengatakan bahwa kelompoknya akan memperingati  1 Mei mendatang di Makam Theys Eulay di Sentani. Kelompok lain lagi yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Nasional – Papua Barat (TPN – PB), melalui juru bicaranya Jonah Wenda mengatakan pihaknya akan melakukan aksi damai di beberapa kota di Papua guna mendesak Pemerintah agar segera berdialogdengan juru runding Bangsa Papua Barat yang dimediasi oleh negara pihak ketiga. Sedangkan kelompok TPN-OPM pimpinan Lambert Pekikir yang bermarkasnya di daerah perbatasan Papua-PNG sudah bertekad untuk tidak melakukan aksi apapun. Lambert menghimbau kepada semua elemen pergerakan Papua merdeka untuk tenang dan tidak melakukan aksi-aksi yang dapat merugikan perjuangan mereka. “Situasi itu bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, dan akhirnya mereka melegalkan penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan kepada Orang Asli Papua hanya karena ada aksi-aksi tersebut,” tambah Lambert mengingatkan. http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/4111-lambert-pekikir-tidak-beraksi-di-1-mei Himbauan Gubernur Terkait aksi-aksi itu, Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, usai melantik Bupati dan Wakil Bupati Puncak  di Jayapura Kamis (25/4/2013), menyerukan kepada seluruh masyarakat Papua untuk menciptakan keamanan menjelang peringatan 50 tahun integrasi Papua kedalam NKRI. Gubernur berharap,  agar peringatan 50 tahun integrasi Papua ke NKRI itu tidak dinodai aksi-aksi demo-demo. Rakyat harus mensyukuri Papua masuk ke NKRI,  sehingga masyarakat Papua bisa menikmati pembangunan hingga sekarang ini dan kedepannya. “Saat ini perhatian Presiden RI kepada Papua sangat besar,  karena itu diminta jangan lagi ada yang menodai dengan aksi demo. Tetapi mari semua pihak saling menjaga keamanan, dan bergan dengan tangan membangun dan wujudkan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera,” tandasnya. http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/4115-gubernur-1-mei-jangan-dinodai Gubernur juga meminta kepada pihak Kepolisian agar jangan memberikan ijin  demo bagi siapa saja yang mau melakukan. Karena demo bukan menjadi penyelesaian yang baik, tetapi mari sama-sama kita bicarakan dengan baik. “Saya Gubernur Papua meminta kepada saudara-saudara dan adek-adek saya menghentikan segala bentuk-bentuk kekerasan dan aksi demo, mari kita melakukan peradapan baru yang membawa pembaharuan kehidupan masyarakat Papua,” paparnya. Kepada para mahasiswa Gubernur juga menghimbau melakukan peradaban baru Papua dengan belajar dan membangun, sehingga ilmu pengetahuan yang didapat mengubah Papua kearah yang lebih baik dan sejahtera. Sebaliknya kalau para mahasiswa hanya melakukan aksi-aksi demo, sampai kapanpun kita tidak akan bisa melakukan apa-apa. “Mari lah kita berjalan bersama-sama, jangan jalan sendiri-sendiri, bergandengan tangan bersama-sama untuk mambangun Papua,” pinta Gubernur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun