Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Kecerdasan Fisik Itu Nomor 1

13 Desember 2019   17:18 Diperbarui: 13 Desember 2019   17:15 89 1

Oleh :
Varhan Abdul Aziz
Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia

"Benda Yang Diam, Akan Cenderung Diam, Benda Yang Bergerak, Akan Cenderung Bergerak"
- Hukum Newton 1-

Artinya Jika anda cenderung diam, hidup anda akan cenderung tidak bergerak, stagnan, diam ditempat, tidak ada perubahan.Hal ini berlaku untuk semua jenis kehidupan baik berupa masalah, pekerjaan, pendidikan apapun, analogi ini aplikatif. Saya ingin membahas gerak dari arti sesungguhnya, ya, gerak badan.

Mens sana in Corpore Sano. Semua paham artinya, terkenal quotesnya, tidak perlu dijelaskan, pasti ikan sudah paham berenang. Tapi quotes tanpa pengamalan, seperti ilmu tanpa pelaksanaan. Plt.Kepala BPIP, Professor Haryono mengatakan, "faktor kecerdasan pertama yg penting dalam era 4.0 adalah kecerdasan fisik!"

Mendengarnya saya mengkerut, terjadi paradoks pemikiran. Selama ini kita terlalu terdokrin dengan kata "fisik bukan segalanya", atau "kekuatan akal, melebihi kekuatan kehidupan." Nyatanya, jikalau ditelaah mendalam, semua akal 7pikiran kita yang brilian tdk akan jadi apa - apa jika kita tidak punya fisik yang sehat!

Sampai sini mulai paham? Kalau belum, mari pelajari kehidupan Stephen Hawking, Professor Matematik dan Fisika di Cambridge. Kecerdasanya bahkan disebut disetarakan dengan albert enstine. Tapi malang, ia terkena.penyakit yang membuat seluruh tubuhnya lumpuh. Tak menyerah ia membuat alat yang dapat menerjemahkan pemikiranya kedalam kata2 di komputer.

Lha? Itu bisa jalani hidup tanpa fisik. Ya bisa, tapi hampa. Ya bisa, tapi apa artinya? Lalu seberapa banyak orang sakit sekaya ia yang bisa membeli alat super mahal Tidak sekalian saja kita buang tubuh ini,masukan.otak ke dalam mesin, jadi sebuah cpu super komputer. Konon kabarnya manusia.sdh bisa menjalani mekanisme ini.  Lalu apa artinya bisa berfikir kalau tdk bisa jadi manusia?

Maka sejak mendengar kata2 Prof Haryono, pikiran saya terbuka. Bukan untuk mengedepankan fisik tapi menerima konklusi baru, bahwa hidup akal pikira dan hidup jasad harus beriringan.

Saya coba beri contoh berkebalikan. Orang yang kerja dengan pikiran dan mereka yang kerja dengan tenaga, faktanya dibayar lebih mahal mereka yang berfikir. Yang kerja dengan otot dengan mudah digantikan karena semua punya otot (no offence). Yang berfikir, semua bisa berfikir, namun isi ilmunya beda - beda. Disini keunggulan pikiran terlihat.

Tapi coba perhatikan, mereka yang bekerja dengan fisik, tubuhnya terjaga. Karena geraknya dijaga, kesehatanya utama, fisiknya prima. Mereka jarang sakit. meski penghasilanya pas, tapi cukup, karena berkah sehatnya terjaga. Lihat contoh kasus lain, yang bekerja keras dengan ilmu, duduk.didepan meja , menatap komputer, berjam - jam seharian, bertahun lamanya mengejar karir, ruangan dingin, nyaman, kursi.empuk.tubuh diam, pikiran diperas.

Stres datang, penyakit mengerayang, akhirnya tumbang. Gaji besar, habis untuk balance rumah sakit. Sandiaga Uno, Ardi Bakrie, Mark Zulkenberg, Dwayne Johnson mereka yang balance hidup sukses melalui usahanya dan perawatan raganya.


Efeknya, semua kekayaan yang mereka kerjakan, bisa dinikmati dengan layak dan ideal. Katanya, "Sehat Itu Mahal", benarkah? "Justru sakit lebih mahal". Sehat itu murah, mudah. Yang susah konsisten untuk mau merasa lelah.

No Pain, No Gain. Mau sehat, jaga dari saat masih sehat, kalau sudah terlambat, butuh effort yang ekstra kuat. Banyak yang sudah terlanjur sakit, diabetes, jantung, asam urat, neuropati, baru sadar pentingnya menjaga tubuh, mensyukuri diri. Hingga mereka mulai merubah pola hidupnya. Bisa, tapi berat. Karena lamanya perubahan menuju kembali sehat, harus setara lamanya kita mejalani hidup tidak sehat.

Berapa Tahun kita lalai? Tidak perhatikan tubuh? Asal makan, tidak jaga kesehatan? 2thn?3tahun? 5tahun? 10tahun? Maka disaat kita sadar dan mau kembali berubah, selama itu pula waktu yg dibutuhkan untuk recover diri kembali sehat.mindset ini yang harus disiapkan, agar saat berjuang mengubah pola hidup,sudab jalan sebulan,merasa tidak banyak perubahan, akhirnya memilih malas dan pasrah. Padahal kelalaianya pada tubuh sampai jadi penyakit dilakukan dalam 10 tahun, kenapa berharap 1bulan langsung sembuh? Ayo berjuang,10tahun pula harus konsisten menuju perubahan.

Banyak yang berhasil mejadi penyitas penyakit2 ganas. Tapi lebih banyak yang tidak. Karena mereka mencoba berubah, namun susah, karena sudah terlalu lama dengan kondisi terbuai dalam kenikmatan. Akhirnya pasrah, wassalam kemudian.

Bagi yang berhasil, tantanganya adalah konsistensi. Banyak yang sukses kembali sehat, namun tebuai kembali kesibukan. Akhirnya semua pola hidup sehat, olahraga, ditinggalkanya karena sudah merasa kembali prima. Jadilah ia kembali seperti semula, sakit lamanya mulai datang. Disaat kembali sadar, fisiknya sudah terlalu lemah untuk memulai. Mentalnya tak sekuat saat dulu ia berjuang. The End Kemudian.

Tidak ada manusia yang tidak dapat tergantikan. Patah tumbuh hilang berganti, kerja boleh serius, namun jangan lupa bahagia. Kata Bob Sadino " Kamu Kerja Atau Dikerjain?" Kalau kita sakit, yang akrab akan datang menjenguk, yang dekat akan datang merawat. Tapi setelahnya? Tidak ada orang yang bisa merawat kita selamanya.

Maka sehat adalah kewajiban, harga mati, keharusan. Jangan mati karena penyakit. Matilah karena ajal. Mereka yang bersedih karena kita berpulang, hanya akan menangisi sesaat, lalu terlupakan jadi kenangan. Dan kita yang akan menghadapi sendiri semuanya di kehidupan setelah ini, ketika posisi kita terlupakan, tergantikan dan mereka kembali hidup dengan urusanya masing2.

Selamat Bekerja Keras
Selamat Berolah Raga
Selamat Hidup Seimbang

Bergerak Atau Terganti!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun