Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mendalami Pemikiran Schopenhauer Mengenai Nadir Penderitaan dan Melampaui Kehendak

9 Januari 2024   09:20 Diperbarui: 9 Januari 2024   10:00 37 0
Schopenhaur merupakan seorang filsuf Jerman yang lahir pada 22 Februari 1788 di Polandia. Pemikirannya seringkali dianggap sebagai prekursor bagi banyaknya ide yang muncul di abad ke-19 dan ke-20. Ia juga mempunyai kontribusi terhadap metafisika, estetika, dan etika. Adapun salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "The World as Will and Representation" yang diterbitkan pada tahun 1818. Pada karya tersebut, Schopenhaur mengembangkan pandangannya terhadap alam semesta yang didominasi oleh kehendak.

Menurut Schopenhaur, kehendak ialah suatu kekuatan dasar di balik semua fenomena. Ia melihat dunia sebagai manifestasi dari kehendak dan juga dorkngan alam semesta, karena dalam hal tersebut tidak hanya mencakup keinginan manusia saja. Baginya, kehidupan terus-menerus dipenuhi oleh penderitaan, karena kehendak ini dan pembebasan dari penderitaan tersebut dapat dicapai melalui penolakan kehendak yang mendalam. Dalam pemikirannya yang lain, Schopenhaur juga mengeksplorasi suatu konsep yang bernama "Nirwana" yang merujuk pada pembebasan dari suatu kehendak dan penghentian penderitaan. Dalam bidang estetika, Schopenhaur juga mengembangkan teori yang dimana menurutnya seni adalah cara untuk melarikan diri dari penderitaan dunia nyata. Menurut Schopenhaur, seni ialah memberikan suatu pandangan langsung ke ide ataupun esensi di balik kenyataan empiris.

Pemikiran Schopenhaur juga mempengaruhi banyak pemikir setelahnya, meskipun ia tidak pernah mencapai popularitas selama hidupnya. Pemikiran Schoupenhaur juga memberikan perubahan yang sangat besar terhadap suatu pemahaman manusia tentang eksistensi, kehendak, dan penderitaan. Walaupun pandangannya terkadang pesimistis, warusannya tetap menjadi relevan dalam perdebatan filosofis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun