Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

[Cinta] Kandang Cinta

15 Maret 2020   12:54 Diperbarui: 15 Maret 2020   13:23 126 20
Sore itu, angin kencang menerpa ilalang. Ammar terlihat berlari riang. Hup hup. Anak lima tahun ini tak henti bercengkrama. Bermain dan berlari menjadi acara yang begitu dinantinya.

"Kenaaa satuuu yuhuuu," teriaknya memecah kesunyian.

"Mana plastiknya," Ammar meminta plastik yang dipegang Zidan. Dimasukannya seekor belalang. Lalu kembali berlari mencari lagi dan lagi.

Ya, belalang. Teman bermain menyenangkan. Menjelang sore Ammar kerap menangkap untuk diajak bercanda.

***

"Yah, belalangku mati."

Tetiba Ammar menangis. Kudekati sembari kuamati yang terjadi.

"Wah lemes itu kasihan."

"Iya soale pake plastik, coba kalo ada kandang."

Begitu cintanya pada belalang, Ammar ingin memiliki sebuah kandang. Namun aku belum berhasil mencarikan. Ammar pun bermuram.

***

"Lho kok tumben masih di rumah. Nggak cari belalang?"

"Libur."

"Kenapa?"

"Kasihan pada lemes kalau cuma pakai plastik."

Ammar sedih. Sehari tak bermain dengan belalang rasanya ada yang kurang. Aku tak kuasa melihatnya bermuram. Segera kudatangi penjual pasar Jangkang. Tak ada kandang belalang.

"Tuh kan pasti nggak ada."

Ammar kecewa dan pasrah. Namun aku tak menyerah.

***

"Ammar... Coba liat!"

"Waaah bagusnyaaa."

Ammar begitu sumringah. Saat aku kembali membawa sebuah kandang berukuran sedang pun murah.

"Ibu nemu ini, bagus kan?"

Bukan kandang belalang melainkan jangkrik, lebih menarik. Dan menjadi kandang cinta sang idola. Belalang.



Niek~

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun