"Ibu ada?" tanyaku pada seorang anak laki-laki belasan tahun yang berdiri tak jauh dari pintu. Yusuf namanya.
"Ada, sedang di belakang, tunggu sebentar, silahkan duduk," jawabnya tersenyum sembari menawarkan bangku kecil di sudut ruang itu.
Aku mengangguk, lalu duduk. Sambil menunggu, kuperhatikan beberapa meja di depanku. Ada yang aneh. Tak seperti biasa. Belum ada aktivitas menyapa. Tumben. Biasanya benang dan kain sudah bercengkerama di atas mesin. Ada apa dengan Srikandi pagi ini?