Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Terbang Perdana Batik Air Jayapura-Jakarta

7 Juni 2013   11:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:24 1836 2
Tanggal merah, hari libur, ada keinginan untuk pulang kampung. Singkat certia setelah memilih dan membandingkan harga beberapa maskapai penerbangan saya mendapatkan ada nama Batik Air. Dengan penawaran harga yang lumayan oke ditambah saya pernah dengar kalau batik air merupakan penerbangan full service akhirnya saya ambil Batik Air Jayapura Jakarta dengan penerbangan non stop (asik! g pake transit).

Booking sampai pembayaran berlangsung lancar, copy tiket jg langsung sampai ke email saya, hanya ada permasalah di fasilitas web check in sehingga ya saya harus check in manual di bandara pada hari H. Agak kecewa juga karena kondisi check in di bandara sentani bisa dibilang semrawut, dari maslaah petugas check in yg lambat, penumpang yang memaksa bawa bagasi berbahaya sampai porter bandara yang meneyerobot.

Hari H, pagi-pagi saya sudah sampai di Bandara Sentani. Agak mengejutkan ada beberapa spanduk yang menyebutkan bahwa batik air yang akan saya tumpangi hari ini merupakan penerbangan perdana untuk rute Jayapura Jakarta, wow, sepertinya bakalan seru nih.

Masuk bandara, saya menuju deretan counter check in dan langsung mencari meja Batik Air yang ternyata belum ada, ah mungkin karena saya kepagian jadi saya duduk-duduk saja dulu. Setelah pesawat lion air terakhir siap terbang barulah check in untuk Batik dibuka di meja tempat Lion Air tadi, ada beberapa staff yg berdiri di kanan kiri antrian chek in, bebrapa penumpang ada yang menyempatkan bertanya2 dan dijawab dengan lugas. Yah semoga seterusnya seperti ini, alias bukan karena promosi perdana saja.

Proses check in tidak ada maslaah. Masuk ke waiting room, saya diberi tahu petugas kalau pesawat agak telat tiba dari Jakarta, terlambat 15 menit, pesawat Boeing 737 seri 800NG dengan logo dan tulisan BatikĀ  mendarat dan parkir di dekat Gate 3, sehingga bisa terlihat oleh penumpang.

Pesawat itu masih benar-benar baru, cat putihnya masih begitu cemerlang, hampir belum ada tanda bekas terpaan angin ataupun noda dan cacat. Interiornya menggunakan konsep aero dari Boeing yang terbaru yang berkesan luas dan elegan. Disambut dengan pramugari ramah yang menggunakan seragam bergaya kebaya berwarna putih.

Tempat duduknya luas dan empuk, berbahan kulit dengan aksen berwarna merah, di hadapan ada layar kapasitif berukuran sekitar 7 inch yang menampilkan kata sambutan dengan beberapa bahasa. Ada slot usb dan earphone plug di bawahnya.

Proses take off berjalan lancar, tidak beberapa lama In Flight Entertainment pun bisa digunakan, walaupun pilihan film tidak terlalu banyak tapi yang tersida lumayan bagus. Saya menggunakankan earphone saya sendiri dan langsung colok, berfungsi dengan baik, walaupun tidsk lama setelah itu ada pengumuman bahwa menggunakan earphone pribadi tidak diperbolehkan, dan kalau mau pake earphone harus beli dengan harga 25ribu. He? Aneh banget, tapi cuek ajalah :)

Menu hidangan memang belum selezat di maskapai lain, pramugari juga sepertinya masih canggung dan agak lambat dalam membagikan dan melayani penumpang, mungkin masih kurang terbiasa. Satu makan utama dan 1 snack jadi menu di penerbangan itu.

5 jam 40 menit total di udara akhirnya saya mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta, dan pesawat parkir di areal parkir terminal 3. Bersyukur kepada Tuhan Saya sudah selamat sampi tujuan, ada rasa senang dengan penerbangan dengan batik air hari ini.

Bukan Tanpa Cela
Ada insiden yang menurut saya sebenarnya kurang perlu terjadi. Yaitu adanya acara "seperti seremoni" yang dilakukan ketika pesawat baru tiba. Ada rombongan orang berbaris dan naik turun pesawat serta berulang ulang berfoto di atas tangga. Alhasil jadwal semula boarding pukul 8.15 harus molor sampai 9.30, beberapa penumpang yang melihat kejadian itu ada yang mulai bertanya-tanya sampai ada yang naik pitam dam berteriak kepada petugas darat kapan penumpang akan dipersilahkan naik. Petugas itu hanya bisa tersenyum kecil.

Setelah dipersilahkan menuju pesawat baru terlihat ternyata rombongan itu adalah para pejabat, ada dari Dishub (ada mobil berstiker Dishub di situ), mobil anggota TNI (ada mobil berplat TNI), dan juga sepertinya wartawan.

Amat disayangkan untuk penerbangan perdana harus ternoda dengan delay untuk hal yang tidak penting. Seolah lupa penumpang adalah pihak yang mengeluarkan uang maka sudah seharusnya jangan dikorbankan hanya untuk hal yang bersifat seremonial. Sudah sebaiknya para pejabat ataupun pihak yang berkepentingan mengadakan acara yang tidak merugikan penumpang secara langsung, seperti acara seremoni cukup di ruang VIP bandara saja.

Hal itu membuat was-was karena saya akan melanjutkan penerbangan dengan maskapai lain di Jakarta sana, dan dengan hanya jeda 2 jam saya waktu 30 menit terasa berharga. Khawatir dengan pesawat yang seharusnya terbang pukul 8.45 ternyata mundur jadi pukul 10.10. Walaupun akhirnya pilot bisa memangkas keterlambatan entah bagaimana caranya sehingga sampai di Jakarta hanya telat 40 menit.

Yah, maskapai baru, tambah alternatif, dan semoga bisa membuat harga semakin kompetitif. Akhir kata sebagai konsumen hanya bisa berharap industri penerbangan Indonesia bisa tambah maju dalam semua aspek.

Salam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun