Mohon tunggu...
KOMENTAR
Halo Lokal

Pengembangan Paradigma Ibu-Ibu, Pemuda dan Santri Bersama Azwar Abubakar di Pendopo Bupati Pidie

6 September 2023   12:41 Diperbarui: 6 September 2023   12:42 215 1
Sigli - Pj. Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si. menggelar silaturahmi dan temu ramah bersama Kaukus Pemuda Pidie, Ulama Muda dan Kepala SKPK dalam jajaran pemerintahan Kabupaten Pidie, pada Selasa malam (05/9/2023) di Pendopo Bupati Pidie.

Silaturahmi dan temu ramah ini juga menggalang masukan dari tokoh Aceh Dr. Ir. Azwar Abubakar dalam mengembangkan sektor pendidikan dan pariwisata di Kabupaten Pidie.

Acara yang dikemas dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) ini bertujuan menyelaraskan persepsi dalam pembangunan Pidie ke depan.

Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto dalam temu ramah mengatakan Pidie sangat istimewa.

Bahkan dalam forum-forum resmi rapat penting dengan para Menteri, Wahyudi sering menyampaikan kalau mau belajar Indonesia belajarlah Aceh, kalau mau belajar Aceh belajarlah Pidie.

"Pidie ini adalah tanah Aulia, ada keberkahan di tanah Pidie ini, maka keterlibatan Pemuda dan Ulama dalam pembangunan sangatlah penting".

Dalam pidatonya Wahyudi juga memuji kerja cepat para Pemuda, Santri dan Ibu-ibu karena sukses menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke Pidie. Hal ini sangat berbeda sekali ketika saya mengamankan kedatangan Presiden saat menjadi Kabinda di NTB.

"Yang pantas mendapatkan Apresiasi dari Pemerintah Pusat adalah Pemuda, santri dan ibu-ibu" ungkapnya.

Wahyudi juga mengisahkan bahwa tahapan-tahapan dalam menjalankan pemerintahan di Pidie diibaratkan seperti mengangkat sebuah pedang pusaka. Pedang pusaka ini harus diangkat, dibersihkan, di asah dan ditunjukkan ketajaman pedang pusaka.

"Hal ini mesti di lakukan bersama-sama, keterlibatan Pemuda dan Ulama sangat penting dalam jalannya pembangunan di Pidie" Ujarnya.

Maka Wahyudi mengidentifikasi permasalahan ini dengan membagi tahapan kerja dalam empat Triwulan. Semua tahapan ini sudah dilakukan dan sudah disampaikan ke Pusat.

"Tahapan yang ke empat adalah dengan membangun Pondasi yaitu Akhlak.
Kekuatan sebuah bangsa itu bisa di ukur dari akhlak" jelasnya.

Wahyudi mengibaratkan dalam membangun Pidie ini diibaratkan seperti membangun sebuah rumah, yang pertama harus di bikin adalah pondasi, kemudian kontruksi, kamar-kamar dan drainase.

Seandainya sewaktu-waktu Pidie di terjang badai, masyarakat Pidie sudah bisa berteduh dan berlindung di rumah dari bencana.

"Kalau pondasi kuat, seandainya di terjang badai rumah tidak akan rubuh" tuturnya.

Tahun kedua menjabat Pj. Bupati Pidie akan menancapkan pondasi yaitu kembali ke agama, silaturahmi dan dibawah bimbingan alim ulama.

Hal ini dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Ini yang mau kita kembangkan di Pidie agar menjadi sebuah rumah yang siap di huni dengan aman dan nyaman menjadi Baldhatun Thaiyibatun Warabbun Ghafur.

Sementara itu Ulama Muda Pidie Dr. Tgk. Imran Abubakar dalam Forum Group Discussion mengatakan bahwa Wisata Dayah yang dicanangkan oleh Pak Wahyudi belum ada di tanah air, ini harus kita dukung dan dikonsep secara matang.

"Wisata Dayah untuk memperkenalkan identitas Pidie. Pidie berbeda dengan kabupaten kota yang lain. Maka diperlukan kelapangan hati dan bahu membahu dalam membangun Pidie" jelasnya

Wisata Religi sudah sering kita dengar, Dayah tidak ada di tempat lain, hanya ada di Aceh. Maka ini sebuah kemajuan dalam tatanan wisata terbaru, melihat demografi Pidie yang tidak autentik dengan daerah transit.

Cara kerjanya sederhana yaitu dengan gotong royong.  

"Konsep wisata Dayah adalah silaturahmi, kembali ke agama dan di bawah bimbingan ulama, menirukan ucapan Pj. Bupati".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun