Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Krisis Intoleransi

29 Desember 2014   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:13 321 1

Intoleransi atas perbedaan merupakan hal yang terasa paling nyata belakangan ini. Tahun 2001, kita mengenal Al-Qaeda yang begitu intoleran dengan kaum non muslim sehingga terjadilah peristiwa 9/11 (pengeboman World Trade Center). Ketika tokoh utamanya Osama bin Laden dikatakan telah berhasil dieksekusi oleh intelijen AS, Al-Qaeda seolah lumpuh. Tidak begitu lama setelah dunia lepas dari ancaman Al-Qaeda, muncul kelompok-kelompok Islam garis keras lainnya seperti Taliban, ISIS dan Boko Haram. Mereka semua dengan caranya yang berbeda-beda bersikap intoleran kepada non muslim dan muslim yang tidak satu ajaran dengan mereka. Ironisnya, mereka mengatasnamakan Jihad untuk membenarkan tindakan yang sungguh tidak manusiawi. Indonesia sendiri juga tidak lepas dari ancaman kelompok Islam garis keras seperti FPI yang tidak menunjukkan etika ketika menyatakan pendapat, bahkan menghina dan melecehkan saudara sebangsanya. Namun, perlu juga disadari bahwa Islam bukanlah agama intoleran, justru Islam adalah agama yang kuat dengan ideologi Rahmatan lil Alamin (rahmat untuk alam semesta). Juga perlu disadari bahwa intoleransi tidak hanya ada pada kelompok-kelompok Islam garis keras, tetapi di AS sendiri, orang kulit hitam masih saja dianggap lebih rendah dibanding orang kulit putih. Kasus yang masih melekat pada ingatan adalah kasus Ferguson, ketika polisi kulit putih membunuh pemuda kulit hitam yang tidak bersalah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun