Tri Budhi Sastrio
Manakala dari lima puluh enam peserta ia hanya
   berada di peringkat lima lima,
Apa pesan dan makna utama yang hendak
   disampaikan pada bangsa negara?
Tentu saja pesannya banyak tidak terkira, mulai
   pesan yang paling sederhana
Sampai dengan pesan yang tajam, pahit dan bahkan
   pedasnya bisa luar biasa.
Tetapi kurang lebih atau kira-kira, pesan versi
   orang awam tidak ahli olah raga,
Janganlah pilih seorang menteri guna mengurusi
   olahraga anak-anak bangsa
Dari kelompok politisi yang keahlian utamanya
   terbukti merompak uang negara.
Bagaimana bisa prestasi olahraga berkibar di
   angkasa jadi kebanggaan semua,
Jika perhatiannya tidak pernah tulus dan
   menyeluruh dan otak para petingginya
Hanya dipenuhi siasat dan taktik guna merancang
   anggaran yang ada celahnya?
Akibatnya bisa ditebak dengan mudah, perhatian
   untuk olahraga dan prestasinya
Hanya sebatas jubah tebal guna tutupi niat jahat
   dan kerjanya asal-asalan belaka.
Dan ini negara besar khatulistiwa telah berulang
   kali membuktikan kebenarannya.
Contoh nyata paling anyar dikibarkan ke angkasa
   dunia oleh sang dara nan jelita
Dari kota petis dan kerupuk udang yang jauh pada
   perbatasan bagian selatannya
Datang kabar berita mendunia karena buminya terus
   semburkan kandungan isinya.
Diaz Kusumawardani, nama sang dara jelita,
   memang tidak menjadi berita dunia,
Karena wartawan mana sih yang begitu gila
   sehingga rela lontarkan puji dan puja
Di halaman-halaman utama berita media mereka
   bahwa ini dara sukses luar biasa
Berhasil dengan gemilang menduduki peringkat
   lima lima dari lima enam peserta?
Tetapi di tanah air tercinta prestasi sang dara jelita
   dari Sidoarjo harus bergelora,
Karena inilah hasil torehan prestasi yang gilang-
   gemilang para petinggi olahraga.
Dalam kesibukan berpikir bagaimana cara menjarah
   dan merompak uang negara,
Eh, prestasi gemilang masih bisa diukir sempurna ...
   ha ... ha ... ha ... buktinya?
Sukses tidak berada di peringkat paling akhir
   merupakan bukti yang paling nyata.
Ha ... ha ... ha ... tertawa boleh saja pahit dan
   masam tidak terkira, hanya saja
Prestasi gilang-gemilang para petinggi olahraga,
   bisa diapresiasi seluas-luasnya. Â
Lalu seandainya nih para petinggi olahraga otaknya
   dan nuraninya seputih sutra,
Apakah si Diaz bisa menembak lebih jitu tepat
   di tengah dan tidak dipinggir saja?
Memang belum tentu juga sih, hanya saja jika
   semua potensi dan dana yang ada
Tidak sebagian besar bocor dan deras mengalirnya
   ke pundi-pundi para durjana,
Ada harapan bagi si Diaz bisa menembak lebih
   mendekat ke pusat sasaran utama,
Sehingga prestasi gemilang menjadi hampir
   juru kunci bisa diubah dengan segera.
Pada saat yang sama seorang dara yang juga
   sangat jelita, dari daratan Cina sana,
Dengan bibir berwarna merah jambu, mata indah
   berkabut misteri tirai bambu dewa,
Bersama dengan rekan senegaranya yang tidak
   kalah jelita dan cantik mempesona,
Berhasil memaksa panitia kalungkan medali emas
   dan perunggu, bersama peserta
Dari negara yang benderanya sama dengan negara
   tercinta, hanya terbalik letaknya.
Yah ... Yi Siling yang pertama, Sylwia Bogacka kedua,
   dan Yu Dan di posisi ketiga.
Di Cina dan Polandia hampir-hampir tidak terdengar
   korupsi para pejabat negara,
Kalau pun ada, di negara yang pertama langsung
   direnggut jiwanya oleh negara,
Sedangkan di negara yang kedua, sudah pasti
   segera berlama-lama di penjara.
Sedangkan di negeri kita, eh ... pejabat korup
   jabatannya tetap aman-aman saja.
Memang ada yang masuk penjara tetapi biasanya
   setelah dibiarkan berlama-lama.
Karenanya wajar kan, prestasi gawat kambing
   hitamnya koruptor bidang olahraga?
Â
Essi nomor 179 -- SDA29072012 -- 087853451949