Multitasking: Kemampuan yang Dituntut dan Dilematis
22 Maret 2024 10:33Diperbarui: 26 Maret 2024 11:47872
Aku bukan tipe orang yang terlahir multitasking. Dulu, aku selalu fokus pada satu hal, menyelesaikannya dengan tuntas, baru beralih ke hal lain. Tapi, perjalanan hidupku perlahan mengubah kebiasaan itu. Tuntutan pekerjaan yang bertumpuk, deadline yang mepet, dan berbagai tanggung jawab lainnya memaksaku untuk belajar multitasking. Awalnya, aku merasa kewalahan. Aku seringkali membuat kesalahan dan tidak fokus pada satu hal. Tapi, seiring waktu, aku mulai terbiasa. Aku belajar bagaimana membagi waktu dan perhatianku dengan efektif. Aku juga belajar bahwa multitasking tidak selalu tentang menyelesaikan banyak hal dalam waktu bersamaan. Kadang-kadang, multitasking berarti fokus pada beberapa hal secara bergantian, dengan tetap menjaga kualitas dan ketepatan waktu.
Sebagai perempuan, aku sering mendengar bahwa perempuan memiliki kelebihan dalam multitasking. Katanya, perempuan terlahir dengan kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai peran dan tanggung jawab. Aku tidak yakin apakah ini benar secara ilmiah. Tapi, aku merasakan sendiri bahwa aku memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan menyelesaikan berbagai tugas. Aku tidak mengatakan bahwa multitasking selalu mudah. Ada kalanya aku merasa lelah dan frustrasi. Tapi, aku belajar bahwa multitasking adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari dan dilatih.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.