Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen | Penjaga Makam

26 Maret 2020   10:35 Diperbarui: 26 Maret 2020   10:54 116 1
Hari ini ada lagi yang mati. Seorang lelaki, duda dua anak. Umurnya enam puluh tahun. Dia mati bukan karena sakit atau kecelakaan tetapi karena sudah waktunya.

Para penggali kubur sudah bekerja sejak pagi. Namun, pemakamannya baru akan dilakukan selepas Asar, menunggu dua anaknya yang merantau di Jakarta pulang.

Sarpin, seperti biasa, sibuk dengan pekerjaannya. Selepas Subuh, lelaki itu berangkat ke tanah makam untuk merawat makam-makam yang ada di situ. Mencabuti rerumputan, menyapu dedaunan kering, dan membersihkan bangkai bunga-bunga duka. Tak lupa, ia mengelap setiap nisan seraya berdoa, "Semoga engkau damai."

Doa itu selalu ia ucapkan setiap mengelap nisan. Tak peduli ia kenal atau tidak dengan yang dikubur. Tak peduli perilaku apa yang telah dilakukan oleh yang dikubur. Dia hanya tahu bahwa berdoa baik adalah puncak kebaikan. Dia hanya tahu bahwa bumi pun tak pernah membeda-bedakan siapa yang dikubur.

Selepas Asar, rombongan pelayat datang mengantar jenazah. Sarpin menghentikan pekerjaannya demi menghormati jenazah yang akan dikubur sore itu.

Kemudian, Sarpin mendekati rombongan itu. Semakin dekat, mata tuanya mulai dapat mengenali banyak pelayat. Herannya, kenapa ia tak mendengar berita duka dan tentang siapa yang mati di kampungnya pagi itu?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun