Bagi umat Katolik di Spanyol, Nuestra Seora del Pilar (Bunda Maria dari Pilar) adalah salah satu devosi terbesar. Tradisi mengatakan: sekitar tahun 40 M, ketika Rasul Yakobus sedang mewartakan Injil di Hispania dan merasa putus asa, Maria menampakkan diri kepadanya di tepi sungai Ebro (kota Caesaraugusta, kini Zaragoza). Maria muncul berdiri di atas sebuah pilar batu sambil menggendong bayi Yesus, lalu berpesan agar Yakobus membangun gereja di tempat itu. Hingga kini, basilika besar Pilar di Zaragoza menjadi pusat ziarah nasional dan setiap 12 Oktober diperingati sebagai pesta besar.
Kisah ini terdengar indah --- tetapi, apakah ia benar-benar sejarah atau lebih tepat disebut legenda? Mari kita telusuri.
1. Apa kata sumber sejarah awal?
Jika kita membuka Alkitab dan sumber kuno lain, tidak ada catatan tentang Yakobus berangkat ke Spanyol pada tahun 40 M. Justru, Kisah Para Rasul 12:1--2 mencatat bahwa Yakobus bin Zebedeus (salah satu dari dua belas murid Yesus) dibunuh oleh Herodes Agripa I sekitar 44 M di Yerusalem. Artinya, secara kronologis kecil kemungkinan ia sempat bepergian jauh ke barat.
Sementara itu, Yakobus "adik Yesus" atau Yakobus yang adil, pemimpin jemaat Yerusalem, baru wafat sekitar 62 M menurut sejarawan Yahudi Yosefus. Ia juga tidak pernah tercatat meninggalkan tanah Israel.
Dengan kata lain: catatan sejarah awal bertabrakan dengan tradisi bahwa Yakobus ada di Zaragoza pada tahun 40 M.
2. Kapan cerita Pilar mulai ditulis?
Menariknya, catatan tertulis yang secara jelas menghubungkan Yakobus dengan Pilar Zaragoza baru muncul pada abad pertengahan (abad XII--XIII). Ada dokumen kota Zaragoza tahun 1299, lalu bula Paus Calixtus III (1456) yang mendukung ziarah Pilar.
Itu berarti, selama lebih dari seribu tahun pertama kekristenan, tidak ada teks yang menyebutkan penampakan Maria di Zaragoza. Cerita itu kemungkinan beredar secara lisan di Spanyol, kemudian dipopulerkan ketika gereja Pilar mulai menjadi pusat devosi nasional.
3. Bukti arkeologi: Isis dan tradisi lokal
Lalu dari mana asal gambaran Maria di atas pilar?
Penelitian arkeologi memberi petunjuk menarik. Di wilayah Zaragoza, para arkeolog menemukan patung dewi Isis (Malln, Zaragoza) dan banyak bukti lain bahwa kultus Isis --- dewi Mesir yang sering digambarkan menggendong bayi Horus --- berkembang di Hispania pada zaman Romawi.
Tradisi pilar dan ibu-menggendong ini sangat mungkin menjadi substrat budaya lokal yang kemudian di-Kristenkan: figur dewi diganti dengan Maria, pilar pagan menjadi pilar Maria. Ini bukan hal asing; di banyak tempat lain di Kekaisaran Romawi, kuil dewi diganti gereja, dan ikonografi lama dipakai ulang dalam devosi baru.
4. Pemujaan Maria ekstrem: bukti dari Timur
Menariknya, di sisi lain Kekaisaran Romawi, ada bukti devosi Maria yang juga ekstrem. Epifanius dari Salamis (abad IV) menulis tentang sebuah kelompok perempuan yang disebut "Collyridian", yang mempersembahkan roti sebagai korban kepada Maria. Ia mengkritik keras praktik ini karena dianggap menyembah Maria layaknya dewi.
Walaupun Collyridianisme tidak ada kaitan langsung dengan Spanyol, catatan ini menunjukkan bahwa di berbagai tempat sekitar abad-abad awal memang muncul bentuk-bentuk pemujaan Maria yang mirip pemujaan dewi. Inilah konteks yang membuat kritik Al-Qur'an terhadap orang Kristen yang "menjadikan Maria ilahi" bisa dipahami.
5. Jadi, Pilar Zaragoza: fakta atau legenda?
Jika diukur dengan standar sejarah kritis, jawabannya jelas: legenda.
Tidak ada sumber abad I yang menyebut peristiwa itu.
Catatan tertua muncul lebih dari 1000 tahun kemudian.
Kronologi Yakobus dalam Kitab Suci tidak cocok dengan klaim perjalanan ke Zaragoza.
Arkeologi justru menunjukkan adanya kultus Isis yang lebih tua, yang sangat mungkin menginspirasi bentuk devosi Pilar.
Namun, sebagai tradisi devosional, kisah Pilar tetap memiliki nilai religius dan budaya yang besar. Ia menunjukkan bagaimana iman Kristen di Spanyol berakar dalam sejarah lokal dan bagaimana devosi bisa menjadi identitas nasional.
6. Pelajaran untuk kita hari ini
Cerita Pilar Zaragoza mengingatkan kita bahwa sejarah agama sering kali berjalin dengan legenda, tradisi lokal, dan sinkretisme. Itu bukan alasan untuk meremehkan iman orang --- tapi justru peluang untuk memahami bagaimana iman berakar dan bertumbuh di dalam sejarah nyata.
Bagi sejarawan, Pilar adalah contoh bagaimana mitos dibentuk:
Ada latar budaya (kultus Isis, tradisi pilar).
Ada kebutuhan rohani (Spanyol ingin peneguhan identitas iman).
Cerita itu lalu dipelihara dalam liturgi, seni, dan ziarah.
Bagi umat, Pilar tetap menjadi simbol iman dan perlindungan Maria.Â