Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Bertanya kepada Kebijaksanaan yang Tidak Menjawab Apa-apa

11 April 2021   06:19 Diperbarui: 11 April 2021   06:18 198 34

Topik mengenai relevansi menjadi terkait dengan topik manfaat. "Apakah manfaat filosofi, kalau itu hanya berurusan dengan segala macam pertanyaan yang sepertinya tidak pernah tiba pada sebuah jawaban atau kesimpulan apa pun?" Seorang yang tampaknya bijaksana sedang bertanya.

Adapula seorang yang tampaknya senang berpolitik memberikan ceramah dalam sebuah siaran langsung di salah satu stasiun televisi. "Bagaimana mau percaya kepada data, kalau itu semua bisa disusun sesuai keinginan orang yang menyajikannya?"

Dalam sebuah panggung dengan banyak pelaku cerita, para tokoh takjarang menyembunyikan hal yang berdampak negatif bagi reputasinya. Entah sebagai protagonis atau antagonis.

Dia yang menjadi bintang merasa perlu untuk selalu tampil manis, karena pujian adalah ukuran keberhasilannya. Aku yang menjadi bandit perlu untuk selalu tampil bengis, karena umpatan dan desis geram orang-orang adalah ukuran kesuksesanku.

Peran panggung dalam ironi kehidupan, sama seperti filsafat yang memiliki reputasi sebagai sesuatu yang "sulit." Menyatakan diri sendiri sebagai orang yang bijaksana adalah cara paling jitu untuk menghentikan percakapan di sebuah pesta.

Demi mendengar itu, orang akan segera terdiam. Dengan sopan mereka akan segera mengalihkan percakapan untuk membahas soal rasa kudapan, busana pesta, dan tetek bengek lain-lain yang dirasa lebih ringan.

Membincangkan filsafat kehidupan sebenarnya bermakna membiasakan melihat sisi baik dari kehidupan. Semua hal, termasuk orang, mempunyai sisi baik dan sisi jahat sendiri-sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun