Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Permainan Masa Kecil Pengundang Kematian

8 Oktober 2022   00:47 Diperbarui: 8 Oktober 2022   01:42 199 6
Perkelahian berlangsung di ujung sungai perbatasan desa tetangga, menyusul kekalahan telak yang diderita tim lawan usai terselenggaranya salah satu sesi kompetisi klub sepak bola antar kampung memperebutkan suatu hadiah bergengsi.

Kejadian yang pernah berlangsung beberapa waktu silam, kampungku mendapat sponsor dari sebuah perusahaan jasa keuangan ternama pendukung sepak bola.

Perusahaan tersebut tertarik untuk menjadi sponsor kompetisi sebagai apresiasi kepada loyalitas pelanggannya sekaligus perluasan promosi perusahaan kepada calon nasabahnya yang baru.

Kami menyebut pertandingan itu dengan istilah "Domba Cup". Selain karena hadiah utama kompetisi itu berupa beberapa ekor domba, dalam permainan yang berlangsung mempertarungkan antar kawan beda kampung.

Kawan-kawan yang tinggal beda kampung itu, juga jago sepak bola, sebagian besar merupakan kawan-kawan yang bergabung dalam sebuah sekolah sepak bola yang sama.

Hobbi bermain sepak bola hampir merajai kesukaan anak-anak dan remaja saat itu. Hobbi ini menggila di kampungku pasca masuknya tayangan televisi pertandingan liga-liga ternama di gelar beberapa tahun terakhir.

Awalnya sepak bola marak sebagai permainan pengisi waktu dan kesukaan sehari-hari di kampung. Jarang sekali kami mengenal kompetisi. Televisi merubah cara pandang orang desa tentang sepak bola. Sejak saat itu banyak orang memikirkan membuat pertandingan resmi antar kampung.

Kemenangan dalam sepak bola menjelma sebagai harga diri sejati bagi penduduk kampung, sehingga upaya memberikan dukungan muncul dari warga kampung dalam setiap pertandingan yang digelar dengan berbagai cara.

Celakanya, penduduk kampung kebanyakan masih awam bagaimana seharusnya menjadi suporter sepak bola yang baik. Hanya kemenangan saja yang diharapkan bagi mereka agar nama kampung mereka tidak tercela.

Mereka tidak mau belajar banyak dari tragedi Kanjuruhan yang pernah terjadi mewarnai perhelatan liga sepak bola profesional yang sering mereka tonton di televisi.

Atau jangan-jangan, gara-gara tayangan itu, seolah memberi "pelajaran" kepada pendukung tim kampung bahwa menjadi suporter itu saling menghujat, saling menyerang hingga mungkin membunuh anggota suporter lain demi sebuah raihan harga diri.

Sepak bola membuat kami saling bermusuhan. Penduduk antar kampung terlibat perang dingin walaupun kompetisi berlalu.

Perjalanan warga lintas kampung kadang menjadi tegang. Lalu lalang orang lintas kampung sesekali suka mendapat sweeping dari orang-orang kampung lain yang tidak bertanggung jawab.

Keharmonisan pudar dalam waktu lama. Sepak bola benar-benar mencipta suasana kampung menjadi mencekam.

Beberapa orang kawanku pernah menjadi korban kekerasan akibat beda kelompok pendukung tim. Ada diantaranya yang harus meregang nyawa sia-sia karena keterlanjuran sikap berlebihan saat mendukung tim.

Pernah suatu saat kericuhan berkecamuk di lapangan sepak bola, beberapa kawan lain menjadi korban amuk aparat keamanan. Rupanya, ada yang mati pula. Sikapnya dinilai mencelakai pemain dan tim ofisial pendukung lawan sehingga petugas keamanan mengambil sikap represif pengamanan untuk mencegah sikap anarkis suporter semakin meluas. Disana, ada gas air mata. Sikap pengamanan berbuah kepanikan luar biasa.

Hampir setiap aparat desa dibingungkan dengan adanya sepak bola ini. Terutama pasca tragedi ratusan orang meninggal di lokasi pertandingan dan sebagian meregang nyawa di rumah sakit.

Keseharian kampung menjadi ruang huru-hara yang merembet ke sisi kehidupan lain di luar urusan sepak bola.

Kekesalan karena ulah-ulah suporter sering jadi alasan untuk melampiaskan kekesalan lain dalam kehidupan warga. Menjadi suporter pun seperti menjadi jalan meluapkan emosi apapun akibat tekanan kehidupan sosial dan ekonomi yang ada.

Kompetisi sepak bola, apapun namannya, total dihentikan pemimpin desa. Urusan fanatisme suporter dan tindakan aparat keamanan menjadi evaluasi besar-besaran pemimpin desa.

Sepak bola menjadi sunyi, duka masih terus terasa pasca kawan pergi dan berakhir mengisi liang-liang lahat untuk selama-lamanya.

Buah kekonyolan totalitas dukungan yang diberikan kepada tim sepak bola kesukaannya, memberi pelajaran berharga pada sisa-sisa usia perjalanan sepak bola.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun