Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa Pilihan

Praktik Free Writing dalam Menulis Puisi

23 Oktober 2021   21:33 Diperbarui: 23 Oktober 2021   21:44 175 8
Free writing atau menulis bebas, menjadi bagian mutakhir dari teknis menulis kreatif. Hernowo, dari kelompok Mizan, sebagai orang yang (mungkin) paling sering membahas masalah menulis, minimal sejak 2006.

Filosofi dari konsep ini sederhana saja, yaitu, memberikan ruang kreasi bagi pikiran untuk mengungkapkan dirinya lewat abstraksi pengalaman si individu.

Dari sini, diharapkan muncul kebahagiaan dan kelepasan psikologis dari rimbunan pikiran tentang pokok bahasan tertentu, tentang apa saja. si penulis juga, tidak dibebani tatabahasa terlebih dahulu, kecuali bila tulisan sudah selesai "dilepaskan".

Termasuk puisi, yang konon, lebih mudah dan bebas dieksplorasi dengan beberapa teknik tertentu.

Seseorang hanya membutuhkan gairah, orientasi karya, pengalaman yang menggerakkan dan pemilihan diksi guna membangun sintaksis (beberapa puisi tidak butuh sintaksis).

Dalam menulis bebas, free writing, kita bisa menciptakan peristiwa baru atau mengungkapkan suatu peristiwa dengan makna dan wacana konseptual. Kegiatan ini, menulis puisi dengan konsep free writing, layaknya menata instalasi kata, membangun rangkaiannya menjadi makna baru yang menawarkan keindahan ataupun kepentingan lain.

Masing masing orang tentu berbeda dalam menangkap peristiwa puitik dan pengalaman batinnya. Bagi saya, pengalaman itu, sangat diperlukan dalam membangun konstruksi diksi yang dipilih spontan oleh akal, hati dan perasaan. sehingga terbitlah syair yang mengalir dan karya tulis yang menyentuh emosi.

Misal, tergambar peristiwa Malam Pengantin, atau keluar ide dari kejadian tertentu lainnya. Disini kita coba eksplor:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun