Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Makan Malam

3 Juli 2023   12:37 Diperbarui: 3 Juli 2023   12:41 172 0
Waktu itu aku berumur tiga tahun pada malam saat seluruh anggota keluargaku kecuali ibu, sedang menonton tayangan televisi di ruang keluarga. Seingatku kami sedang melihat kereta luncur di televisi sedangkan ibuku masih memasak makan malam di dapur. Meski di meja makan sudah tersedia nasi dan beberapa lauk, ibu masih menyiapkan sesuatu di dalam dapur. Meja makan kami terletak di ujung sebelah kiri ruang keluarga. Lalu berjarak tiga langkah orang dewasa dari meja makan kita akan langsung melewati kongliong yang di atasnya dipasang lampu neon panjang sebagai penerang utama ruang keluarga dan memasuki area dapur. Dibilang meja makan juga sepertinya kurang pas karena tidak ada bangku-bangku yang mengitari meja di situ. Meja itu hanya sebagai tempat menaruh piring-piring bersih yang ditumpuk, sendok-sendok dan garpu-garpu yang ditaruh di dalam tempatnya, penanak nasi yang harus ditempatkan di dekat colokan listrik -makanya meja itu berada di ujung ruangan- serta piring-piring yang berisi lauk pauk. Kami akan menggelar karpet yang berukuran lebar di tengah-tengah ruang keluarga, lalu duduk bersila melingkar saling  berhadapan dan diisi dengan makanan di tengah-tengah kami. Aku menyebutnya sebagai lingkaran suci. Semua orang akan mulai mengambil makan kecuali ayah yang makanannya diambilkan ibu, juga aku yang saat itu masih berusia tiga tahun. Kebiasaan ini perlahan hilang -sekarang kami biasanya akan mengambil sendiri makanan di meja makan, lalu pergi ke tempat dimanapun yang kami mau untuk makan tanpa harus menunggu siapapun untuk makan bersama-. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun