Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Guru Lagi Guru Terus Guru Melulu (Selamat Hari Guru)

24 November 2022   07:34 Diperbarui: 24 November 2022   07:36 193 3
Guru Lagi Guru Terus Guru Melulu

Sulit dibantah. Bahwa jatuh bangun proses pembelajaran memang ada di tangan guru. Kualitas pendidikan pun berada di pundak guru. Maka guru dianggap jadi sosok sentral dalam pendidikan. Guru lagi, guru terus dan guru melulu.

Obrolan tentang guru di Indonesia, bisa jadi tidak akan ada habisnya. Berhasil atau tidaknya pendidikan, katanya ada di tangan guru. Kadang banyak orang lupa, guru juga manusia biasa. Guru itu hanya salah satu bagian dari ekosistem pendidikan. Selain negara sebagai pembuat kebijakan pendidikan, orang tua, kurikulum bahkan lingkungan sosial. Pendidikan, bukan semuanya tergantung guru.

Memang ada benarnya, guru harus mampu menerjemahkan kurikulum ke dalam satuan pembelajaran. Belajar yang menyenangkan lagi berkualitas. Sehingga siswa jadi betah di kelas di sekolah. Karena kurikulum sebagus apapun, menteri sehebat apapun akan sia-sia bila guru gagal men-deliver pembelajaran ke siswa di ruang kelas. Maka guru jadi sosok penting di balik kualitas pendidikan. Keberhasilan siswa di kelas katanya tanggung jawab guru. Maka wajar, ekspektasi orang tua dan masyarakat sangat tinggi kepada guru. Guru lagi, guru terus, dan guru melulu.

Sejatinya, guru dituntut mampu mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Tapi sayang, faktanya masih ada guru yang tidak lancar menggunakan komputer. Metode mengajarnya begitu-begitu saja alias ceramah. Sering gagal menerapkan pengajaran yang aktif dan menyenangkan. Belum mampu memanfaatkan dan mengolah informasi dari internet, belajar jadi tidak kontekstual. Pengajaran yang kurang matching dengan realitas "dunia luar". Itulah problematika masa kini, di era digital. Alhasil, profesi guru terjebak pada rutinitas dan kurang termotivasi. Kreativitas pun terbelenggu.

Dalam buku Achieving Competence, Success and Excellence in Teaching yang ditulis Mark Brundrett dan Peter Silcock (2002) disebutkan "profesionalisme guru dipengaruhi oleh regulasi, ruang kelas, komunitas sekolah, dan proses pembelajaran di fakultas keguruan". Itu berarti, guru yang profesional harus didukung kompetensi yang memadai, baik secara pedagogik, akademik, kepribadian, dan sosial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun