Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi | Kalau Aku Tua dan Kau Sedang Berkebun

6 Februari 2020   14:49 Diperbarui: 7 Februari 2020   00:20 354 40
pada suatu kesempatan,
kalau aku bisa hidup lebih lama
seperti seorang kakek
yang tinggal di dekat pasar (yang aku sering melihatnya),
yang ada banyak sayuran di depan
rumahnya.
atau jika aku terlahir sekali lagi,
sebagai bayam hutan, misalnya.
atau seonggok tanaman liar lain
yang hidup di pinggir jalan
juga di sekitar tamanmu
yang tidak terlalu luas.

aku akan mengecup namamu
sampai terbatuk-batuk dan sesak nafas,
dengan sepasang kaki yang berdiri ragu di teras,
goyah dan gemetar.
gopoh dan setengah melayang.
mencoba membelaimu dari kejauhan
bersama angin yang terkunci
di luar jendela kamarmu.

seolah-olah tidak terlalu lama,
padahal sudah sejak bertahun-tahun
kau hidup di luar batas
yang aku bisa menyejajarkan
diriku di antaranya
seperti tanaman yang gagal menjalar ke sela-sela pagar.

tapi bagaimanapun sudah ada orang lain
yang mencintaimu—
mungkin melebihi aku,
meski aku tidak cukup yakin.
yang peduli kepadamu,
membawakanmu air
dan membantumu menyiram
sayuran, bunga-bunga
atau buah-buahan yang sengaja kau tanam.

tapi aku, sungguh, tidak pernah berada jauh
dari tamanmu, di dekat pagar
yang membatasi itu,
melihat segala hal yang kau semai,
dan menumbuhkanmu sekali lagi,
mungkin sebagai bait-bait puisi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun