Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ketika Kesempatan Hanya Sekali

8 Oktober 2011   13:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:11 129 0
"Aku tak bisa Ben! Maafkan aku, aku benar-benar tak bisa!"

Kenapa Mel? Tak ada kah kesempatan kedua untukku? Aku akui aku memang salah, semua berawal dariku. Apa yang engkau lakukan kepadaku adalah buah dari ketidakperhatianku kepadamu. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Tapi ketahuilah Mel, tak pernah sedetikpun cinta itu hilang. Engkau merasakan perhatianku semakin berkurang, tapi percayalah Mel, itu bukan berarti aku telah melupakanmu, perlahan meninggalkanmu. Tidak Mel, tidak!

Perlahan matamu mulai basah, setetes air keluar darinya, menyusuri pipi-pipimu menuju dagu, kemudian jatuh, berakhir di tanah kerontang. Diikuti tetesan-tetesan berikutnya.

Ingin aku menjelaskan semuanya kepadamu, berharap kau akan mengerti, lalu memberiku kesempatan kedua. Namun rangkaian kata-kataku seakan tertahan di bibir. Menumpuk disana. Tangismu yang menahannya untuk tak keluar. Aku tak kuasa melihatmu sekarang. Lebih baik aku diam, tak menjelaskan sepatah katapun. Itu lebih baik, karena aku tau setiap huruf yang merangkai penjelasan-penjelasanku kepadamu akan semakin membuatmu terluka, membuatmu semakin merasa bersalah dari ini.

Sekuat hati aku mencoba mengerti mengapa hatimu tak sepenuhnya lagi untukku. Meski kau tak berkata apa-apa, namun air matamu menjelaskan segalanya. Betapa merasa bersalahnya engkau. Betapa terluka engkau selama ini.

***suatu-malam-di-pintu-utama-unnes***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun