Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Islam Politik Tak Seksi Lagi

15 Oktober 2012   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 481 6

Kekalahan beruntun politik aliran dalam hal ini Islam politik setelah era Pemilu tahun 1955 hingga Pemilu tahun 2009, termasuk Pilkada Jakarta 2012, memperlihatkan dengan gamblang bahwa masyarakat pemilih mulai cerdas membaca realitas politik praktis.

Islam politik atau kalangan nasionalis ketika sudah masuk ke kancah politik praktis maka bawaannya sama saja, tetap tergantung pribadi masing-masing. Dalam beberapa hal politisi dari manapun cenderung menjadi “binatang politik” ketika terjun ke politk praktis.

Tujuan gerakan “binatang politik” hanya kekuasaan, kekuasaan, dan kekuasaan. Korupsi bila ada godaan dan kesempatan. Kita lihat bahwa politisi yang terjerat kasus korupsi tidak hanya berlatar belakang ideologi politik nasionalis melainkan juga kalangan Islam politik. Hanya berbeda di persentase saja.

Realitas tersebut dibaca dengan baik oleh para pemilih. Dalam Pilkada Jakarta 2012 memperlihatkan dengan jelas bahwa deretan partai Islam pendukung Foke-Nara tidak menjadi jaminan memenangkan pertarungan politik di wilayah yang warganya mayoritas beragama Islam.

Masyarakat pemilih nampaknya menyadari bahwa urusan negara berbeda dengan urusan agama. Pemerintahan diurus dengan sistem hukum ketatanegaraan yang telah disepakati bersama. Urusan pemerintahan tidak bisa dilaksanakan dengan menggunakan ayat-ayat kitab suci.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun