Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Do and Don't dalam Bertetangga

17 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:38 179 15

Tetangga adalah manusia dalam lingkup terdekat dengan kita setelah anggota rumah kita sendiri. Keluarga, sanak saudara, sahabat karib bahkan teman kerja memiliki jarak yang cukup jauh. Entah beda jalan, beda kawasan, beda kota bahkan negara.

Oleh karena itu, yang paling dekat dengan kita bila mendapatkan musibah, baik, sakit, kecelakaan, kebakaran maupun kebanjiran yang paling cepat dapat menolong adalah tetangga.

Uniknya hubungan kekerabatan antara tetangga di kota metropolitan makin berjarak, entah karena harus pergi ke  tempat kerja terlalu pagi, pulang kerja terlalu malam, maupun kesibukan lain ciri khas kota besar. Untungnya kekerabatan ini masih terbilang baik pada sebuah kota kecil atau pedesaan.

Untuk itu perlu menyingkirkan sifat ego dari masing-masing individu agar dapat menciptakan iklim bertetangga yang kondusif. Ada beberapa hal yang harus dipatuhi agar kekerabatan bertetangga ini dapat berjalan dengan mulus.

Do

Pertama kali kita bahas, hal-hal yang sebaiknya diterapkan dalam membina kekerabatan bertetangga:

1. Berperan sertalah dalam kegiatan yang melibatkan tetangga, paling tidak dalam lingkup kelurahan atau RT / RW, seperti gotong royong, kerja bakti, siskamling, pemilihan umum, perayaan Hari Kemerdekaan atau ulang tahun desa, kenduri atau kematian.

Jangan selalu berupaya menghindar dengan alasan sibuk, lelah atau tidak selevel, lalu mengutus ART, sopir, petugas keamanan atau orang bayaran untuk mewakilinya.

Justru aneka kegiatan ini yang dapat saling mengakrabkan antar tetangga, bahkan dapat saling mengenal karena hampir tidak pernah bertemu muka.

2. Terapkan 3S (Salam, Sapa, dan Senyum) dengan tetangga meski belum berkenalan secara resmi. Kita dapat saling memberikan salam saat sedang olahraga pagi, berangkat ke tempat kerja, pulang kerja saat menemui tetangga yang sedang berada di luar rumah, entah sedang bersantai, berkebun maupun mencuci kendaraan.

3. Berikan pertolongan bila kita dapat menolong. Misalkan meminjamkan tangga atau peralatan lain yang diperlukan, mengajak tetangga yang berjalan kaki, siapa tahu pergi ke arah yang sama, bila kita mengendarai kendaraan pribadi, menolong orang tua yang tampak kesulitan menyeberang, menolong mencarikan anak atau satwa yang hilang dan sebagainya.

4. Berbagilah apa yang sanggup kita bagi. Misalnya, memiliki pohon mangga yang sedang berbuah, memasak ketupat lebaran, membuat kue / cake saat Natal,  menerima paket kue keranjang, bibit tanaman, eco enzym dan sebagainya. Selama makanan itu halal dapat dibagikan kepada tetangga.

5. Mempersiapkan nonton bareng (nobar) bila ada pertandingan yang menarik dan kebetulan hanya disiarkan oleh kanal tertentu secara eksklusif. Ajaklah tetangga untuk nobar, selain lebih seru juga menambah keakraban.

6. Saling mendukung dalam menjaga kesehatan. Bila pada kawasan terbentuk komunitas jalan kaki, lari pagi, atau gowes, saling mengingatkan dan mengajak. Juga yang berkaitan dengan ibadah, entah ke pengajian, ke Gereja, ke vihara dan sebagainya

Don't

Sedangkan hal-hal yang sebaiknya dihindari adalah:

1. Jangan usil

Bila kita melihat, tetangga sedang menjalankan hobi tertentu. Janganlah usil mengomentari, karena hobi tiap orang berbeda. Tidak ada hobi yang baik atau buruk. Jangan berkomentar atas kepemilikan tetangga, seperti jenis  tanaman, merk dan warna mobil atau sepeda motor atau sepeda, maupun olahraga yang diminati.

2. Jangan pamer

Bersikaplah sewajarnya, meski kita menggunakan kendaraan mahal janganlah meremehkan milik tetangga. Jangan senang membanding-bandingkan barang milik pribadi dengan milik tetangga. Juga jangan terlalu menonjolkan kepemilikan yang baru dibeli.

3. Jangan kepo

Meski di tempat kerja, kita adalah direktur, manager, supervisor maupun konsultan janganlah mudah menasehati tetangga, seperti kita menasehati anak buah. Sebaiknya menasehati, bila diminta. Khususnya yang berkaitan dengan masalah pribadi, seperti perkawinan, pekerjaan, sekolah yang dipilih, kehidupan beragama dan lain sebagainya.

4. Jangan mudah tersinggung

Bersikaplah moderate, jangan mudah tersinggung dan marah, bila menghadapi sikap tertentu dari tetangga. Misal bayi yang menangis, anak-anak yang berteriak pada malam hari, membunyikan musik terlalu keras, satwa bersuara berisik, satwa buang hajat sembarangan, dedaunan rontok dan jatuh di rumah kita, parkir kendaraan di depan pintu dan sebagainya.

5. Jangan bergosip.

Meski kita mengetahui keburukan atau kesalahan tetangga, sebaiknya jangan bergosip. Khususnya ibu-ibu saat belanja pada tukang sayur keliling atau saat sedang berkunjung ke rumah tetangga.

6. Jangan memihak

Bila terjadi perkelahian antara anak kecil. Jangan saling membela atau membenarkan anak sendiri. Orang tua wajib mendamaikan, bukannya malahan ikut saling bersitegang.


Bila kita dapat saling bertoleransi, niscaya kita akan berhasil membina kekerabatan bertetangga. Terapkan do dan don't diatas, semoga bermanfaat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun