Mohon tunggu...
KOMENTAR
Music Pilihan

Upaya Memperkenalkan Indonesia di Luar Negeri oleh Diaspora

2 Juli 2022   18:50 Diperbarui: 2 Juli 2022   18:53 151 3
Koteka Talk hari ini menampilkan Siti Asiyah, seorang diaspora yang gigih memperkenalkan Indonesia melalui musik. Acara yang dipandu oleh Ony Jamhari ini diselenggarakan oleh Koteka, komunitas traveler Kompasiana.

Siti Asiyah adalah putri Indonesia kelahiran Purworejo, sempat kuliah di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Baru di tingkat satu, ada tawaran untuk keliling dunia dengan bersepeda. Sitipun berhasrat mengambil kesempatan ini, karena ia memiliki tekad untuk melihat Islam di dunia. Kuliah dapat dilakukan setelah pengembaraan selesai.

Yang sulit adalah memperoleh izin dari orang tuanya, syaratnya harus menikah dengan pengundangnya, karena mereka hanya akan mengembara berdua.Setelah menikah, baru diizinkan berangkat.

Akhirnya berhenti kuliah dan berlatih bersepeda Yogyakarta - Bali. Setelah latihan dirasa cukup, lalu membeli sepeda gunung (mountain bike) di Singapura , lalu berangkat menuju Malaysia dan melanjutkan ke Thailand. Setelah menjelajahi Asia (India, Pakistan, Iran, Nepal, dan lain-lain) lalu menuju Turki, Italia dan Eropa.

Setelah 3,5 tahun karena merasa terganggu oleh hujan, lalu mengganti sepeda dengan caravan, dan berlanjut hingga total 7 tahun. Siti berangkat saat berusia 22 tahun, berkelana keliling dunia selama 7 tahun. Pengalamannya banyak diliput oleh media massa.

Pernah mengalami kesulitan saat di India, sehingga terpaksa tinggal cukup lama di India karena tidak diperbolehkan kembali ke Jerman, namun akhirnya masalah teratasi dan berhasil pulang ke Jerman.

Saat berkeliling dunia, Siti menyaksikan bahwa Islam dapat berkembang dengan pesat karena adanya toleransi beragama yang baik. Dan Islam yang benar adalah yang damai, tidak penuh jekerasan.

Karena sudah memiliki tiga anak dan sudah saatnya masuk sekolah, akhirnya Siti memutuskan untuk menetap di Jerman, tepatnya di Bonn.

Siti yang tidak bisa diam, akhirnya mengisi hari-hatinya dengan bermusik, menyanyi, bermain gitar dan menciptakan lagu.

Kemampuan bermain gitar dipelajari secara otodidak saat keliling dunia. Saat harus menunggu di lokasi, dan Siti rindu dengan tanah air, Siti selalu bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu jegemarannya. Eh, malah disangka ngamen hingga menerima uang dari warga yang lewat. Akhirnya Siti ngamen beneran dan dari uang yang dikumpulkan berhasil untuk membeli rumah di Tambun, Bekasi.

Awalnya sebagai penyanyi biasa pelan-pelan menjadi penyanyi professional, walau belum sekelas Anggun C. Sasmi. Siti membawakan lagu dari pop, dangdut hingga rock. Karena makin dikenal, Siti bahkan sempat masuk dapur rekaman.

Karena kesibukannya yang tinggi, Siti yang takut masuk angin saat rambutnya basah, lalu memakai topi. Hingga akhirnya menjadi ciri dia, putri Indonesia yang vertopi, hingga Siti memiliki beberapa koleksi topi.

Selain bermusik, Siti juga aktif di Pesanggrahan Indonesia di Jerman yang banyak berkiprah dalam kegiatan budaya, seperti musik, tari dan busana, melalui fashion show.

Selain musik dengan lagu-lagu Indonesia dari pop hingga rock, Siti juga memperkenalkan alat musik seperti gamelan dan angklung. Khusus angklung mendirikan ANSA (Angklung Nusantara) yang telah mencapai kelas festival. Selain itu Siti juga memperkenalkan musik keroncong.

Dalam membawakan musik Indonesia Siti sering menyisipkan lagu Jawa seperti 'Lingsir Wengi' dan 'Ilir-ilir" ditengah-tengah musik rock

Orang Jerman menyukai musik dangdut karena irama gendang dan goyangnya. Hingga Siti pernah mendirikan band Bonnindo. Lagu yang paling diminati 'Kopi Dangdut' dan 'Terajana'.

Semula Siti tidak pernah mematok tarif bahkan sering probono, namun tampil di Bonn yang memiliki tarif tersendiri sehingga akhirnya Siti mengikuti tarif penampilan di kota itu.

Siti juga senang membantu seniman untuk pertukaran dua negara, sehingga Siti sangat tertarik untuk dapat mengisi konser di kota Bogor.

Saat acara Koteka Talk juga mendapat tanggapan positif dari diaspora di Eropa lainnya, diharapkan bisa terjadi kerjasama di kemudian hari.

Inilah kiprah Siti sebagai perwujudan promosi budaya, salah satunya melalui lagu dan musik. Masih banyak media lain untuk berkolaborasi misal film. Semoga kiprah diaspora Indonesia memperkenalkan Indonesia juga mendapat apresiasi dari Pemerintah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun