Cikal Bakal
Museum Pustaka Peranakan Tionghoa ini didirikan oleh Azmi Abubakar seorang pria asal Gayo Aceh. Saat kuliah di Institut Teknologi Indonesia (ITI), Azmi aktif berorganisasi dan dia trenyuh melihat ketidak adilan yang menimpa bangsa Tionghoa. Puncaknya terjadi saat peristiwa 13-14 Mei 1998 saat terjadi pembakaran, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan terhadap etnis Tionghoa, sebuah sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Pada saat kejadian itu Azmi dan teman-teman mahasiswa ITI berusaha menjaga beberapa rumah warga Tionghoa yang berdekatan dengan kampusnya.
Dampak dari peristiwa kelam ini menimbulkan perenungan dalam bagi Azmi, lalu dia mengumpulkan buku-buku dan klipping tentang Tionghoa baik membeli di tukang loak maupun mendapat sumbangan buku dari para simpatisan, guna mendirikan Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.Â