Alkisah, di dunia barat pergaulan bebas muda mudi terasa bebas merdeka. Sehingga mereka-- bukan konon lagi-- menganggap seks merupakan hal yang biasa.
Sebenarnya rumah mereka lumayan jauh, yaitu sekira 100 mil satu sama lainnya. Karena pandangan mata pada awal pertama, maka terjadilah betot membetot perasaan. Yangcowok kesengsem dengan si cewek, demikian pula sebaliknya, si cewek mpot-mpotan melihat kegagahan si cowok. Bak kata bersambut kata, kerlingan bersambut kerlingan, singkat cerita, keduanya saling cocok hingga keduanya segera akrab dengan berkencan sepanjang malam.
Karena pertemuan pertama itulah kedua mahluk belia inimerasa sangat cocok dengankesamaanyang mereka miliki. Sepakatlah mereka menjadisepasang kekasih. Saking asik sering berkencan dalam setiap kali mengadakan pertemuan--akhirnya, kata orang Surabaya witing tresno, jalaran suko kulino, hingga akhirnya si cewek kemudian hamil.
Wah, gawat neh! Malah belum diberkati di gereja dengan sebuah prosesipernikahan, eh si cewek hamil berat neh!
Akhirnya, sang cewek mendesak untuk dinikahkan. Malu dung, perut buncit tapi nggak da juga berkat dari Pendeta!
Akhirnyapasangan muda inimenceritakan kepada dengan ibu dari si cowok. Sejalan dengan waktu yang berjalan dengan cepat, sang ibu yang inginlah mengenal mengenal lebih dekat keluarga calon menantunya. “Ma, ini calon mantu!” ungkap sang cowok santai kepada mamanya. Setelah ramah tamah sejenak, bertanyalah sang ibu, siapa nama ayah dari cewek calon mantunya.
Blegeeerrr! Apa lacur! Tiba-tiba darah calon ibu mertua berdesir hebat takala mendengar nama ayah dari si cewek calon mantunya. Serasa mendengar petasan besar yang meledak dekat telinga! Kok,ia menyebutnama ayah yang sama. Singkat cerita lagi, penelusuran dari detektif amatiran mengabarkanbahwa ternyata mereka adalahberdua adalah saudara kandung sebapak beda ibu!
