Sepanjang perjalanan, kami disuguhkan dengan persawahan yang membentang luas yang masih kering kerontang karena kekeringan panjang. Sesampai di desa Jala, hilir mudik beberapa kendaraan mulai terlihat, tapi di utara desa, onggokan sampah terlihat masuk ke bagian badan jalan. Tapi, kami tetap melajukan kendaraan, walaupun di beberapa titik jalan yang kami lalui masih terlihat rusak. Angin laut pun sesekali menghembus begitu kencang menemani perjalanan kami.
Sesampainya di kampung PT. Sira, kendaraan kami pun kemudian belok ke barat membelah perkampungan dengan jalan yang penuh bebatuan. Laju motor terpaksa lamban. Serba hati-hati. Hingga sampai ke lokasi pantai Ngampa. Jalanan hanya di isi timbunan batu, yang biasa di lalui oleh warga yang memiliki lahan sampai ke gunung Poto Fare. Dari jalan utama, memakan waktu kurang lebih 5 menit perjalanan. Tetapi, semua akan terbayar lunas oleh panorama alam pantai Ngampa yang eksotik.