Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Story Teling Therapi, Dahsyatnya Manfaat Cerita

12 Juli 2013   03:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 180 0
Hampir semua kebudayaan dan jaman memiliki pola-pola berdongeng atau bercerita yang diteruskan turun temurun. Bahkan fungsi cerita atau dongeng tidak sekadar konsumsi anak-anak atau berfungsi hiburan belaka. Beberapa kebudayaan menggunakan dongeng sebagai bagian dari hukum komunitas, bagian dari rutual keagamaan dan pengobatan, shingga kita bisa katakan bahwa mendongeng bisa digunakan sebagai sarana hiburan sampai pengobatan.

Penggunaan cerita atau dongeng sebagai sarana terapi atau pengobatan inilah yang akan kita eksplorasi, dengan menggali fungsi dongeng sebagai sarana pendidikan dan pengobatan di masa lalu serta adanya temuan mutakhir di bidang psikologi,medikal serta temuan di bidang terapi lainnya, yang kini trend nya semakin membuka ruang untuk penggunaan cara-cara alternatif non medis dalam dunia terapi.

Terapi cerita atau terapi dongeng (telling story therapy) mendasarkan konsep dan metodenya pada kenyataan bahwa dibaik kehidupan seseorang atau sekelompok orang kita akan disuguhi serangkaian cerita yang melatar belakangi kehidupan orang bersangkutan. Jika ditarik lebih jauh kita dapat mengatakan bahwa dalam penyelesaian masalah kita mulai dari cerita yang ada termasuk cerita tentang masalah tadi dan diikuti dengan membangun cerita baru sebagaimana yang diharapkan dari penyelesaian masalah yang ada dan membangun konstruksi cerita baru yang diinginkan.

Dengan demikian terapi cerita bukan merupakan hal baru, hanya dengan konsep yang dirangkum dan dikembangkan ini, terapi ini mensyaratkan berbagai prasyarat dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki cerita yang ingin diperbaiki sekaligus membangun cerita baru sebagaimana yang diinginkan. Berbagai temuan di bidang terapi, khususnya yang berbasis hypnosis dan psikologi menjadi bahan yang memperkaya konsep dan teknik terapi cerita ini.

Sebagaimana halnya penatalaksanan dalam penyelesaian masalah dan membangun sebuah kondisi yang diinginkan, terapi cerita juga dimulai dengan kondisi eksisting yang ada pada individual dan kelompok, dalam hal ini bentuknya adalah cerita yang digali dari individu untuk mendapatkan gambaran utuh tentang cerita yang ada dan ingin diperbaiki.

1. Mengembangkan cerita yang ada dan kelanjutan cerita yang dipahami oleh klien.
2. Menggali cerita permukaan tadi dengan menghubungkannya dengan cerita yang diinginkan, dengan memberi judul pada cerita yang dibangun.
3. Merangkai cerita baru yang diinginkan dan mengintegrasikanya dengan semua sumberdaya yang dimiliki klien.
4. Klien kembali pada kesadaran cerita dan kembali ke dunia nyata dengan cerita baru.

Penggunaan terapi cerita ini bisa menjangkau beragai segi kehidupan, mulai dari penyembuhan berbagai gangguan kepribadian sampai bimbngan untuk pengembangan diri. Salah satu yang cukup menantang adalah pada penggunaan untuk penyembuhan sakit fisik yang diakibatkan oleh masalah psikis (psikosomatis), namun dengan asumsi bahwa dibalik gangguan psikosomatis selalu ada cerita yang melatarbelakangi, bahkan jika ditarik lebih jauh kita bisa menangkap bahwa pada bagian-bagian tubuh tertentu seringkali didapati gangguan fisik yang brkaitan dengan kondisi ketidaknyamanan emosi atau pikiran tertentu.

Apakah diperlukan kondisi trance untuk terapi cerita ini? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu mengingat bahwa gangguan emosi tertentu merupakan kondisi trance tersendiri. Kondisi trance itulah yang membangun cerita, termasuk yang dianggap tak produktif bahkan mengganggu sang klien. Dengan menggeser trance pada cerita sebelumnya dengan trance cerita baru, maka penanganan masalah dengan mengganti cerita yang ingin diubah dan menggantikanya dengan cerita yang diinginkan akan terjadi dengan sendirinya.

Untuk konsep dan teknik terapi cerita secara keseluruhan akan kita bahas secara rinci dalam pembahasan yang lebih untuh, yang merupakan hasil dari rangkuman dan kesimpulan berbagai konsep dan teknik yang saya gunakan dalam hypnotherapi yang saya lakukan serta survey terhadap proses dan hasil yang didiskuiskan dengan klien dan rekan terapis lain

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun