Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bola Matamu Bulat Bundar

26 Februari 2021   02:10 Diperbarui: 26 Februari 2021   02:43 164 23
Puisi Sugiyanta Pancasari

menembus tajam garis hujan, dingin segera menyergap seperti kenangan, memanggil-manggil diantara gemuruh suara, tetapi sunyi yang tiada henti menyiksa

biarpun demikian, ada yang terasa begitu lapang jika segala yang kutempuh selalu menyisakan jalan pulang

dan kembali kepada diri sendiri, adalah perjalanan terpanjang dan bahkan tidak kutemui siapapun kecuali rumah-rumah kehampaan

kakiku melangkah seringan bayang-bayang seolah telah kubuang beban yang bergantung di pundak layang-layang

tak ada tempat terbaik selain bilik-bilik kosong dan aroma kembang membentangkan getar wewangian dan gelombang pasang tempat layar kita terbuka dan mengembang

dan seburuk-buruknya cahaya adalah sebaik-baik sorot mata, jika itu memancar dari kedua bola matamu yang bulat bundar

serasa dingin kedua pipimu, hingga aku buram berkaca, diantara gambar-gambar beku melawan segala keraguan

Jogja, Desember 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun