Mohon tunggu...
KOMENTAR
Makassar

Tudang Sipulung, Upaya Nyata Penyatuan Persepsi antara Petani dengan Pemerintah

11 November 2022   19:49 Diperbarui: 11 November 2022   19:53 190 1
Pemerintah Kecamatan Mattiro Bulu bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menggelar acara Rapat Tudang Sipulung tingkat Kecamatan bertempat di aula kantor camat, jum'at (11/11/2022).

Pada saat membuka acara, Camat Mattiro Bulu Andi Haswidy terlebih dahulu meminta maaf kepada para peserta yang telah hadir karna kegiatan ini pelaksanaannya sedikit terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lebih lanjut, Andi Haswidy mengungkapkan bahwa hasil panen untuk musim tanam ini pada wilayah kecamatan mattiro bulu termasuk baik dan hampir diseluruh daerah mengalami peningkatan hasil produksi.

"Adanya peningkatan hasil produksi padi di sebagian besar wilayah Kecamatan Mattiro Bulu, menjadi hal yang menggembirakan dan patut untuk kita syukuri bersama-sama." Ungkapnya.

Kendala utama yang dihadapi oleh petani saat ini adalah tingginya intensitas hujan, yang mengakibatkan pengangkutan hasil produksi dari lahan sawah ke lokasi yang bisa dijangkau oleh pedagang menjadi sulit.

"Adanya curah hujan yang tinggi menjadikan petani sulit mengangkut gabahnya, dan berbagai upaya telah dilakukan oleh petani diantaranya menggunakan traktor untuk melakukan pengangkutan agar gabahnya bisa terselamatkan." kata Andi Haswidy.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang saat menyampaikan arahannya mengatakan bahwa tujuan dari musyawarah ini adalah untuk membuat kesepakatan antara Pemerintah dengan Petani terkait jadwal turun sawah.

Mengenai ketersediaan pupuk bersubsidi, Andi Tjalo Kerrang mengungkapkan bahwa Kementrian Keuangan hanya mampu memenuhi 30% sampai 45% dari total kebutuhan pupuk berdasarkan jumlah yang ada di RDKK.

"Untuk pupuk bersubsidi, kita mendapatkan tambahan kuota dari Bapak Gubernur karna Pinrang termasuk sebagai daerah penyangga pangan nasional. Selain itu, Pinrang juga mendapatkan Apresiasi khusus dari Bapak Menteri Pertanian sebagai Kabupaten yang terbanyak menggunakan kartu tani." jelas Andi Tjalo.

Beliau juga menekankan petani untuk bisa ikut dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), sebagai bentuk kewaspadaan jika terjadi gagal panen yang disebabkan oleh banjir dan ledakan hama. Asuransi ini telah disubsidi oleh Pemerintah sebesar 80%, artinya petani hanya menyetor pembayaran sebesar Rp. 36.000 per hektar dengan nilai klaim mencapai Rp. 6.000.000 per hektar.

Sementara itu, Koordinator POPT Amirullah menekankan bahwa ketersediaan musuh alami pada lahan petani saat ini semakin berkurang yang disebabkan oleh tingginya penggunaan pestisida tanpa rekomendasi oleh petani.

"Menghadapi musim tanam oktober - maret ini, kita harus waspadai hama putih palsu, penggerek batang, wereng coklat dan lalat hydrilla. Selain itu, kresek, blas dan penyakit tungro dan hindari penggunaan benih yang tidak jelas karna itu bisa membawa hama dan penyakit." jelas Amirullah.

Ditempat yang sama, Kepala UPTD Jampue Hasanuddin yang mewakili Kepala Dinas PSDA menyampaikan permohonan maaf dari pimpinannya yang tidak sempat hadir dan hanya bisa mendelegasikan kepada kami untuk menyampaikan beberapa informasi terkait dengan masalah pembagian air.

Pada kesempatan ini juga, Hasanuddin melaporkan tentang seringnya terjadi pencurian pintu-pintu air yang mengakibatkan pembagian air tidak maksimal. Hasanuddin juga meminta petani untuk turun bersama-sama membersihkan saluran sebelum melakukan pengolahan.

Turut hadir dalam kegiatan musyawarah ini, Kapolsek Mattiro Bulu H. Sudirman, Danramil Mattiro Bulu Muhammad Saleh, Kabid Penyuluhan Syukur Tanri, Kantor Ketahanan Pangan yang diwakili oleh salah satu Kepala Bidangnya yaitu Baharuddin, Para Lurah dan Kepala Desa, Para Penyuluh Pertanian, Ketua Kelompok Tani dan Tokoh Tani lingkup Kecamatan Mattiro Bulu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun