Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Pengalaman Relawan Nakes Tangani Manula yang Meninggal Dunia

22 Juli 2021   11:07 Diperbarui: 22 Juli 2021   11:24 218 1
PENGALAMAN salah satu modal penting bagi orang yang ingin sukses menggapai impian.

Tak sedikit orang yang sukses dalam hidup karena sarat pengalaman. Kebanyakan dari mereka belajar dari pengalaman. Terutama dari pengalaman pahit dan menyedihkan.

Karena itu, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kata Albert Einstein, satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman.

Zahra Septania sibuk mencari pengalaman. Searching sana-sini. Remaja berusia 20 tahun ini pun terjun sebagai relawan. Sesuai dengan keilmuannya sebagai calon perawat.

Wanita berpostur mungil ini berharap teori yang digalih di kampusnya bermanfaat bagi orang banyak. Saat ini Zahra memasuki semester akhir di Akademi Perawat Fatmawati, Jakarta.

"Papsky ini surat tugas aing besok," Zahra tiba-tiba menyodorkan saya surat tugas dari Dompet Dhuafa(DD).

Tertulis surat tugas atas nama Zahra Septania sebagai Relawan Krisis center LKC 21 Juli 2021. Tugasnya: Support Penanggulangan Covid-19.

Surat tersebut ditanda tangani oleh dr. Yeni Purnamasari, Ketua Pelaksana Teknis Gugus Tugas Covid-19 DD. Sebelah kiri: Asep Sapa'at sebagai GM Human Capital and General Affairs.

DD fokus pada program pencegahan dan penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia. DD juga berkomitmen dan konsisten berupa meminimalisir penyebaran Covid-19.

Sejak awal pandemi masuk ke Indonesia, DD membentuk Crisis Center Cegah Tangkal Corona (CCCTC). Menyiagakan layanan call center DD dan Program Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) seperti Food for Dhuafa, layanan disinfektan, pendirian RS Lapangan dll.

Tentu saya terkejut. Beberapa hari sebelumnya, putri kedua saya itu, jadi Relawan Vaksin di GBK Senayan. Penyelenggaranya Mabes TNI di Jakarta. Saya menuangkan ceritanya di kompasiana dengan judul: Papski, Aing Jadi Relawan!

"Hebat...mulia banget anak ente. Semoga dia sehat selalu. Diingetin terus agar makan yang banyak sama doping vitamin," kata Amirudin, salah satu pengurus Intani.

Zahra merasa bangga jadi relawan. Dia berharap dapat pengalaman. Mumpung  liburan kuliah. Kalau di rumah melulu katanya 'gabut' (boring).

Tapi, sebagai orang tua, saya justru deg-degan. Situasinya yang mengkhawatirkan. Sejak 3 - 20 Juli 2021, pemerintah memberlakukan PPKM Darurat. Bahkan diperpanjang hingga 25 Juli.

Kebijakan ini ditempuh untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hari ini Covid-19 di Indonesia lagi tinggi-tingginya. Bulan lalu, Indonesia di peringkat 18 dunia kasus tertinggi Covid-19. Amerika dan India bersaing di puncak. Kini, Indonesia melonjak ke posisi 14.

"Tenang Papsky, aing tetap jaga prokes. Aing butuh pengalaman sebelum terjun langsung sebagai perawat," argumentasi Zahra meyakinkan saya.

Saya tak bisa membantah argumentasinya. Saya memberinya izin. Saya hanya berpesan hati-hati. Risikonya sangat tinggi. Karena berhadapan dengan orang banyak. Bahkan mereka yang terkonfirmasi Covid-19.

Pengalaman berharga dipetik Zahra. Dia bersama temannya Monica ditugaskan di Tangerang Selatan. Matahari masih malu-malu menampakan diri, mereka sudah tancap gas motor.

Zahra dan Monica dihadapkan manula yang tak berdaya. Pria berusia 80 tahun itu dilaporkan terjatuh. Mereka berdua berlari dari posko menuju rumahnya. Setelah mendapat laporan dari keluarganya.

Zahra dan Monica diminta memastikan kondisi pasien. Setidaknya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Tapi, terlambat. Manula tersebut sudah tak bernyawa ketika mereka tiba di rumahnya.

Secara medis, Zahra mengaku, dokter yang berhak menyatakan pasien itu masih bernyawa atau tidak.

"Zahra langsung nanganin pasien yang sudah meninggal. Gemeteran, merinding dan kepala langsung puyeng. Pokoknya campur aduk," kata Zahra lewat pesan WhatsApp.

Zahra mencoba menjelaskan kepada keluarga pasien. Tentu setelah melakukan tanda-tanda vital. Sebelumnya dikatakan kondisi orang lansia tersebut mengalami penuruan kesadaran (tidak sadarkan diri).

Dan setelah melakukan pengecekan tanda tanda vital, didapatkan hasil. Tekanan darah 0, nadi tidak teraba, pernafasan berhenti, saturasi oksigen 0, dan tubuh terasa dingin.

Dari segi medis pasien dinyatakan sudah meninggal. Zahra sadar dirinya tidak berhak menyatakan itu. Tetapi hasil medis membuktikan bahwa manula tersebut sudah 'tidak ada'.

Dia menyarankan keluarga membawanya puskesmas terdekat. Tapi, pihak keluarga sudah mengiklaskan.

"Ini pengalaman pertama yang berharga. Tapi sedih melihat warga manula yang meninggal dunia," ujar Zahra.**

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun