Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pikiran dan Membuat Keputusan

14 Februari 2019   14:58 Diperbarui: 14 Februari 2019   15:18 41 0
Sering sekali di dalam titik kehidupan. Kita dihadapkan dengan banyak permasalahan. Hal-hal yang terjadi namun hal tersebut di luar ekspektasi awal. Kehidupan manusia merupakan sebuah proses yang kompleks. Kita akan banyak menghadapi lika-liku pahit manis dari setiap konsekuensi yang telah diperbuat. Oleh karena itu, manusia membuat sebuah komitmen yang bernama keputusan untuk deal dengan semua itu.

Hidup kita selalu dihadapkan oleh realita. Namun terkadang kita khawatir, takut, akan realita yang datang. Sayangnya realita tidak memandang bulu. Akan tiba suatu saat dimana kita harus menghadapi sesuatu yang tak terduga. Dan di saat itu juga kita harus memutuskan apa yang seharusnya kita kerjakan.

Membuat keputusan seperti rangkaian dari proses. keputusan bukanlah sebuah akhir. Disaat membuat keputusan, akan ada hal yang lain di masa depan dimana kita akan membuat keputusan lagi. Namun, tampaknya manusia tidaklah sempurna. Manusia memiliki batasan kapabilitas, yang artinya manusia pasti membuat kesalahan dalam keputusan. Hanya Tuhan yang memiliki jaminan 100% benar dalam membuat keputusan. Oleh karena itu, dikarenakan rasa khawatir atau takut, kita memilih untuk tidak membuat keputusan, atau setidaknya itulah yang kita pikirkan. Dalam pandangan yang lebih luas, ternyata tidak membuat keputusan adalah juga sebuah keputusan. Kita memutuskan untuk tidak membuat keputusan. Decision is decision

Meskipun kita akan membuat keputusan yang salah namun kita tetap akan membuat keputusan. Hanya saja keputusan tersebut harus didasarkan dengan integritas. Terkadang kita, tanpa disadari, menyogok diri sendiri dalam membuat keputusan. Ada hal saat kita akan membuat keputusan, kita melihat keadaan tidak dengan benar tetapi dengan apa yang kita inginkan menjadi kebenaran.

Jadi bagaimana seharusnya kita membuat keputusan dengan baik? Cobalah untuk melihat dari sisi perspektif lainnya. Coba tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu "mengapa saya tidak seharusnya melakukan ini". Dengan memposisikan diri kita ke sisi yang lain terlebih dahulu kita bisa lebih melihat dengan sudut pandang yang lebih luas lagi tanpa campur tangan dari hasrat dan keinginan kita akan kebenaran versi diri sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun