Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Menyoal Banjir Jakarta, Tanggung Jawab Siapa?

1 Januari 2020   20:11 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:11 735 11
Khususnya untuk Jakarta, Tagar(#) Banjir dan Anies jadi trending topik di Media Sosial, Banyak cuitan netizen yang mengeluhkan banjir dan cuitan yang terkesan memojokan dan menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Padahal ternyata, kalau menengok kebelakang merunut sesuai fakta sejarah, penulis mendapatkan informasi bahwa permasalahan banjir di Jakarta adalah masalah klasik yang sudah terjadi sejak zaman kerajaan Tarumanegara dan ketika Jakarta masih bernama Batavia pada zaman penjajahan.

Jadi kalau begitu, jika berlatar fakta sejarah, maka banjir Jakarta ini permasalahan sebenarnya bukanlah terletak pada siapa yang salah, atau membanding bandingkan kinerja Gubernur DKI Jakarta yang menjabat dan pernah menjabat tapi ini karena memang wilayah geografis Jakarta adalah wilayah berdataran rendah.

Tentunya pemprov Jakarta menyadari hal ini, dihadapkan dengan kondisi geografis wilayah Jakarta yang merupakan dataran rendah, maka pada masa Jokowi, Ahok hingga Anies, atau Gubernur gubernur sebelumnya, masalah klasik banjir Jakarta ini selalu menjadi prioritas program kerja Pemprov DKI Jakarta.

Berbagai upaya dalam rangka mengentaskan banjir juga sudah dilakukan, seperti membuat gorong gorong, folder folder air, pintu pintu air, membuat resapan air dan lain sebagainya.

Tapi karena memang Jakarta merupakan wilayah dataran rendah, maka potensi banjir tetap saja akan timbul, apalagi bila curah hujan tinggi dan musim penghujan tiba.

Selain itu, dampak melesatnya perkembangan zaman yang menjadikan Jakarta menjadi semakin modern turut menambah pelik dan dilematis terkait banjir di Jakarta.

Bangunan bangunan modern yang menjulang, transportasi modern, perumahan perumahan dan lain sebagainya ternyata turut mempersempit dan menggusur tempat tempat yang seharusnya bisa dijadikan sebagai resapan air.

Disamping itu juga penuh sesaknya Jakarta dengan Jutaan warganya juga turut menyumbangkan polemik. Tentunya jutaan warga Jakarta akan turut menyumbangkan sampah.

Apalagi bila ditambah dengan masih kurangnya kesadaran warga dalam menjaga lingkungan karena masih saja berperilaku membuang sampah sembarangan.

Sehingga sungai sungai jadi penuh sampah, gorong gorong, selokan, got, atau saluran air lainnya tersumbat oleh sampah

Lalu diperparah pula dengan warga yang bermukim di bantaran bantaran sungai, sehingga bantaran sungai jadi padat pemukiman warga dan menghambat aliran sungai.

Belum lagi intesitas kiriman air yang datang dari kota lainnya seperti bogor, depok dan daerah lain sekitar Jakarta.

Inilah yang jadi persoalannya dan dilematisnya, Jakarta dengan karakter wilayah berdataran rendah, padat bangunan, padat penduduk, resapan air hampir tidak ada, minim kawasan pepohonan hijau dan hutan kota, bantaran sungai padat pemukiman, dan dipenuhi sampah. Inilah kiranya juga yang menegaskan kenapa banjir selalu saja klasik melanda Jakarta.

Lalu kalau sudah begini, apakah salah anies, apakah salah Ahok, apakah salah Jokowi, ataukah salahnya penulis?

Menyalahkan, menyinyir orang itu memang paling gampang, dan tidak akan ada habisnya kalau cuman hanya saling menyalahkan.

Yang jelas permasalahan Banjir Jakarta dan sekitarnya bukan saja hanya tanggung jawab pemerintah ataupun Pemprov DKI Jakarta saja, tapi merupakan tanggung jawab bersama, maka diperlukan peran serta warganya sendiri.

Banjir memang akan selalu datang mengancam Jakarta, maka melakukan hal hal sederhana dan langkah keperdulian seperti tidak membuang sampah sembarangan, gotong royong membersihkan lingkungan atau kegiatan lain yang berbau lingkungan menjadi sangat berharga dan berguna sekali mencegah banjir, inilah seyogianya yang jadi pertimbangan bersama.

Semoga bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun