Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Izin Menyerah

1 Mei 2021   08:40 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:43 249 2
Hari ini aku kembali terbangun di pagi hari, menghela nafas seraya mengucap doa. Kemudian mataku tertuju pada layar kecilku, berharap disana ada nama seseorang yang paling aku tunggu.

Sejak kepergianmu saat itu, sampai sekarang yang aku nanti hanyalah kepulanganmu. Aku sadar akan kepergianmu, namun aku selalu saja keras kepala menentang untuk merasa dirimu telah pergi meninggalkan diriku seorang diri.

Meski aku berkali-kali meyakinkan bahwa dirimu telah pergi, namun aku masih saja menanti dan berusaha mampu untuk ditinggal terlalu lama tanpamu disini.

Dirimu yang selalu bisa mengindahkan hari-hariku, dan aku yang sudah dibuat terbiasa menjalani hari-hariku dengan dirimu sebagai latar belakangnya.

Kini perlahan dirimu menghilang, bayangmu sudah mengabur, seperti tidak akan pernah kembali lagi. Dan kini aku hanya seorang diri berteman sepi, merayakan sebuah kehilangan tanpa pamit.

Aku rindu akan dirimu yang diam-diam bersemayam dalam kepalaku. Sedikit saja aku memejamkan mata, semua tentangmu akan nampak dalam sebuah bayang. Nampaknya aku sudah cukup nyaman dengan bayangmu yang mulai memudar.

Ini semua hanya perihal kehilangan, kehilangan yang biasa ada, kehilangan yang biasa hadir dalam hidupku. Aku yang masih belum siap untuk sendiri, sudah sangat terasa lelah memeluk sebuah bayang tanpa raga.

Aku berharap malamku tak akan kugunakan lagi untuk melangitkan doa-doa atas namamu. Aku berharap tak ada lagi suaramu yang menyapaku dipagi hari. Aku berharap sepiku tak terpenuhi lagi oleh bayangmu. Meskipun aku merindukan semua tentang hal itu.

Aku yakin semuanya akan indah, semuanya akan baik-baik saja. Namun saat ini izinkan aku menyerah untuk sampai disini, jika suatu saat nanti dirimu kembali dan mencari diriku lagi, temui aku ditempat paling rahasia yang ada dalam dadamu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun