Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Indonesia, Darurat Prostitusi!

31 Mei 2015   01:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 153 1

Dimulai dari mencuatnya kasus pembunuhan pekerja seks komersial Deudeuh Alfi Sahrin alias Empi alias Tata Chubby di pemberitaan hampir seluruh media Indonesia, semakin membongkar geliat bisnis esek-esek dalam jaringan (sosmed). kasus prostitusi kembali mencuat dan menjadi fenomena yang tak terselesaikan hingga saat ini. Prostitusi akan terus ada selama media tetap eksis dan berkembang, selama para lelaki hidung belang ada, dan selama kebutuhan akan gaya hidup tak tertuntaskan, prostitusi akan tetap ada dan menjamur dari masa ke masa. Prostitusi bukanlah fenomena baru, Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan seputar mereka dari masa kemasa. Banyak hal yang mempengaruhi di antaranya unsur-unsur ekonomi dan sosial memiliki peran atas perkembangan prostitusi. Banyak faktor dalam masyarakat yang membuktikan bahwa orang miskin terdesak kebutuhan ekonomi, maka kejahatan merupakan jalan untuk mendapatkan nafkah. Dalam hal ini menjadi PSK (pelacuran) merupakan jalan terdesak untuk menghasilkan uang, baik wanita maupun pria. Jika sebagian terdesak karena kebutuhan ekonomi, maka sebagiannya lagi demi memenuhi tuntutan akan gaya hidup hedonis, hura-hura, foya-foya, haus akan kemewahan dan keinginan memiliki barang-barang branded.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun