Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Kasus Rembang: Pertarungan Bisnis Semen di Indonesia

13 Desember 2016   19:30 Diperbarui: 14 Desember 2016   14:51 1023 1
Kondisi ini sebenarnya mampu berdampak positif pada peningkatan semen nasional dimana pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 64 juta ton dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Prediksi permintaan semen yang akan terus meningkat tersebut, dapat mendorong industri semen untuk meningkatkan kemampuan produksi.  Kondisi ini sekaligus menjadi daya tarik bagi para investor untuk melakukan investasi di bidang industri semen di dalam negeri.

Tetapi potensi tersebut tidak dapat di buktikan pada saat ini. Angka penjualan Semen Indonesia menurun ke angka minus 3,5 persen pada pertengahan tahun 2015, dan diprediksi akan terus turun di akhir 2016 nanti. Salah satu alasannya adalah target produksi Semen Indonesia yang tidak tercapai pada tahun ini. Apalagi mengingat pembangunan pabrik semen di Rembang yang belum beroperasi. Dan memang terlihat adanya indikasi upaya untuk menghambat realisasi keberadaan pabrik tersebut.

Sebagai informasi, Jawa Tengah adalah pasar yang menarik dan kebutuhan yang tinggi. Selama ini pabrik semen lebih banyak berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Satu-satunya yang beroperasi adalah pabrik semen relatif kecil milik Holcim di Cilacap.

Keberadaan pabrik Semen Indonesia di Rembang dituduh melanggar lingkungan. Padahal, perizinan AMDAL dan aturan-aturan terkait perlindungan alam telah dipenuhi oleh Semen Indonesia oleh kelompok-kelompok masyarakat dan LSM. Dimulai dari pengecilan lahan pabrik hingga menggunakan teknologi mutakhir untuk mengantipasi dampak penggalian, polusi dan akibat produksi pabrik lainnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun