Berbagai balasan chat whatsapp terus mengetarkan hand phoneku. Namun, tulisan menyentuh hati dari sang bidan, hanya membuatku terdiam dan terpaku karena tulisannya tersebut.
" Bidan itu harus lebih  banyak mengorbankan waktu, buangkan segala keegoisan diri. Melayani dengan hati tulus"
" Bidan ibarat lilin yang menerangi kegelapan tapi membakar dirinya sendiri".
Dalam keheningan aku berpikir benar adanya. Dibalik putihnya  seragam bidan,  disitulah tersimpan kesucian hati. Bidan adalah profesi yang berhati mulia.
Jadi....
Jika anda memiliki hati yang tulus, penuh penghargaan, serta gembira atas kebaikan yang dicapai oleh orang Iain, maka tak ada yang akan anda berikan pada mereka selain pujian dan jabat tangan selamat yang meninggikan kepercayaan. Tak ada pula rintangan bagi anda untuk turut Iarut merayakan keberhasilan mereka.
Namun, jika anda menyimpan hati yang culas, penuh kecurigaan serta iri dengki atas kemajuan yang diperoleh oleh orang lain, meski itu teman karib anda sendiri, maka tak ada yang akan anda Iontarkan selain celaan dan ucapan cemooh yang merendahkan. Tak ada hambatan bagi anda untuk membuang muka menyangsikan keberhasilan mereka.
Memang, hati yang busuk, meski dibungkus sutra terbaik pun, pada ujungnya akan mengeluarkan bau tak sedap. Entah itu dalam ucapan, atau tindakan.
Sedangkan hati yang jernih, tak perlu disembunyikan. Ia akan memancarkan kecantikannya, baik dalam perkataan dan perilaku.
Bidan pembawa inspirasi hidup. Lakukan sesuatu dengan hati yang tulus.