Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tidak Ganteng dan Tidak Cantik Memang Tidak Enak, Tapi...

12 Juli 2013   08:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 11295 12
Hari Minggu siang kemarin (06/07/2013), saya terpaksa menegur dengan keras 2 orang anak tetangga rumah saya (laki-laki dan perempuan), karena mereka sudah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas untuk mereka ucapkan sebagai anak-anak.

Semua berawal dari ucapan anak perempuan yang tidak senang karena sudah dilecehkan oleh teman prianya itu. Katanya, "Dasar jelek loe". Tidak terima dikatakan jelek, teman laki-lakinya itu langsung membalasnya, "Elo tuh, mukanya kayak monyet".

Perang kata-kata diantara mereka semakin memanas dan terus berlanjut, meskipun anak perempuan itu menangis. Saling ejek diantara mereka baru berhenti saat saya datang menghampiri mereka untuk melerai serta menegur keduanya.

Waktu itu, saya memang tidak membela salah satu dari antara mereka karena saya menganggap, perkataan mereka sudah diluar batas. Belajar dari kasus-kasus yang pernah ada, kalau seseorang sejak masih kanak-kanak sudah terbiasa untuk menghina orang lain dengan kata-kata kasar atau terbiasa mendapat hinaan, akan mengganggu kualitas kepribadiannya di masa yang akan datang.

Mungkin maksudnya becanda. Akan tetapi konsep pemikirannya akan terasa berbeda apabila pengucapan kata-kata hinaan itu dilakukan secara berulang-ulang (bahasa kerennya, brain wash), sehingga hati dan pikiran orang yang menjadi 'korban' hinaan, menangkap atau menerimanya secara berbeda pula.

Hampir semua kasus 'bully' bermula dari adanya kata-kata hinaan. Padahal, semakin sering seseorang mendapat olok-olok atau hinaan (tanpa punya kesempatan untuk memberikan sanggahan) atas kondisi fisik atau rupa wajahnya, dapat menyebabkan seseorang memiliki perasaan minder karena mentalnya sudah down.

Seseorang dengan kondisi fisik yang tidak proporsional, memang lebih sering mendapatkan pelecehan. Namun, tampang yang pas-pasan, yang terlihat culun, yang memiliki suatu bentuk tidak alamiah, atau yang agak-agak menyeramkan, sering kali pula menjadi 'korban' ejekan/olok-olok dari orang-orang disekitarnya. Perasaan minder juga menjadi bagian dari hidup orang-orang yang dibilang tidak ganteng atau tidak cantik itu.

Perasaan minder tercipta karena kata-kata hinaan menghadirkan perasaan tertekan, dimana peluang untuk bisa memberikan 'perlawanan' yang cukup berarti untuk menolak adanya anggapan atau penilaian negatif yang sengaja dilekatkan kepadanya, seakan sirna oleh karenanya.

Tindakan yang bisa dilakukan hanyalah bermimpi dan menyendiri dalam kamar. Bermimpi menjadi ruang kebebasan yang paling diminati oleh orang-orang yang mempunyai minder, karena dapat menyenangkan hati tanpa harus takut mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan lewat rupa-rupa anggapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

"Ingin rasanya wajah ini mengalami 'metamorfosis' menjadi ganteng seperti wajah para pangeran di negeri impian tanpa harus melakukan operasi".

Rasa minder memang bisa membuat seseorang menarik diri dari lingkungan pergaulan karena tidak ingin selalu merasakan adanya perasaan tertekan, ditolak atau mendapat cibiran dari orang lain.

Punya Pengaruh Tapi Bukan Jaminan

Pada dasarnya, definisi atau penjelasan baku tentang rupa wajah ganteng atau cantik itu seperti apa, tidak ada. Itu pula sebabnya, setiap orang bisa memiliki penilaian yang berbeda-beda, karena mendasarinya dengan sudut pandang dan perspektif pemikiran yang berbeda-beda (sebatas yang dipahami dan dimengerti) pula dalam mendefinisikannya.

Jika saya menyebut wajah kekasih hati saya terbilang cantik (meskipun ada bekas luka di dahinya), belum tentu Anda akan memberikan penilaian yang sama dengan saya.

Hukum tentang 'kesan' yang dilihat/ditangkap oleh mata, memang bisa sangat subyektif sekali. Tanpa pernah sekalipun berbicara dengan kita, orang lain bisa menghadirkan 'kesan' atau anggapan-anggapan (penilaian) negatif tentang kita. Entah kenapa, ada banyak orang yang 'sentimen' terhadap orang-orang yang (dianggap atau dinilai) berwajah jelek.

Sebuah 'kesan' bisa membuat kita dianggap sebagai orang jahat hanya karena mereka melihat wajah kita yang agak seram atau jeleknya minta ampun. That is true.

Rasa takut bisa menghantui hati kita disaat kita berpapasan dengan seorang pria berkulit hitam, berewokan, dan memiliki goresan luka bekas jahitan diwajahnya.

Kondisi yang hampir sama juga bisa terjadi apabila kita bertemu dengan seorang perempuan atau waria yang wajahnya bengkak-bengkak dimana-mana karena disuntik botox secara sembarangan, dengan orang-orang yang berambut punk, atau yang memiliki banyak 'tindikan' anting-anting di telinganya (bahkan di wajahnya).

Padahal, semua 'kesan' negatif yang dikemukakan terhadap tampilan wajah kita, bisa secara langsung merusak, mengganggu, dan membuyarkan kesiapan diri serta konsentrasi kita untuk dapat menunjukkan talenta, tingkat kecerdasan, dan ketangguhan diri kita, secara prima serta penuh rasa percaya diri. Bahkan tidak sedikit pula orang yang terpancing emosinya karena tidak suka ditatap dengan pandangan mata yang terlihat aneh saat melihat dirinya.

Kayaknya, hingga saat ini tidak ada satu pun rumusan teori ilmiah yang mengatakan : kualitas hidup, karir, dan masa depan orang-orang berwajah ganteng atau cantik akan jauh lebih gemilang jika dibandingkan dengan orang-orang yang wajahnya (dikatakan) tidak ganteng atau tidak cantik.

Mungkin untuk bidang pekerjaan tertentu, memang iya. Akan tetapi itu semua bisa terjadi, bukan karena orang yang (katanya) tidak memiliki wajah ganteng atau cantik, tidak mampu mencapai tangga kesuksesan apabila diberi kesempatan untuk melakukan sejumlah bidang pekerjaan tertentu tersebut.

Adanya tendensi pemikiran yang mengatakan, kalau orang-orang berwajah ganteng atau cantik lebih cocok untuk bidang pekerjaan tertentu, merupakan buah dari alur pemikiran yang dipengaruhi oleh maraknya kegiatan industri yang membutuhkan kehadiran orang-orang berwajah ganteng atau cantik sebagai brand image, dalam rangka mengangkat nilai jual serta citra produk di pasaran.

Wajah ganteng atau cantik memang bisa memberi nilai tambah, utamanya untuk kemajuan karir, atau untuk membantu membesarkan nama dari suatu produksi usaha yang menempatkan mereka sebagai model. Namun itu bukan pula berarti, memiliki wajah ganteng atau cantik bukan berarti tidak memiliki citra negatif ditengah-tengah masyarakat.

Contohnya : orang-orang yang disebut memiliki tabiat serigala berbulu domba, atau orang-orang yang disebut sebagai perebut kekasih hati orang lain, cenderung merupakan orang-orang yang memiliki wajah ganteng atau cantik.

Singkat kata dan singkat cerita, tidak ada pula yang berani menjamin kalau seseorang yang berwajah ganteng atau cantik itu, adalah orang baik-baik.

Dan tidak ada pula orang yang berani mengatakan kalau orang yang berwajah tidak ganteng atau tidak cantik itu, tidak memiliki kemampuan untuk berhasil saat melakukan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki wajah ganteng atau cantik.

It's My Life, Not Yours

Yaaa... Ini hidup kita, bukan hidup mereka. Dalam berbagai kesempatan, mereka boleh-boleh saja menghina serta menilai kita sesuka hati mereka. Tapi janganlah bersedih, karena Tuhan menciptakan kita sebagaimana adanya diri kita, dan bukan seperti yang mereka katakan.

Tuhan menyebut kita sebagai mahakaryaNya, karena digambar dan dibentukNya dengan teramat sempurna, original serta special edition. Sama sekali tidak ada yang dinyatakanNya sebagai jelek atau 'salah cetak'.

Apa yang Tuhan bentuk dan nyatakan sebagai wajah kita, adalah bagian dari identitas diri kita, sehingga orang lain dapat mengenali kita dengan segala macam kekurangan serta kelebihan yang ada pada kita. Sungguh amat mengerikan rasanya kalau ada orang lain yang wajahnya identik sama dengan wajah kita.

Mungkin, dengan alasan estetika atau alasan kesehatan, kita bisa merubah bentuk wajah kita dengan bantuan dokter ahli bedah plastik. Namun perubahan bentuk yang dihasilkan, tidak akan pernah sebaik dan seindah yang aslinya.

Jadi, kalau ada yang menganggap wajah kita tidak ganteng atau tidak cantik, pernyataan itu seharusnya tidak membuat kita galau, risau dan patah semangat (apalagi sampai kehilangan gairah hidup), karena di mata Tuhan, kita ini sempurna. Wajah kita tidaklah FAKE.

Oleh sebab itu, walau ada banyak orang yang menilai wajah kita tidak ganteng atau tidak cantik, kita jangan pernah berhenti mengucap syukur pada Tuhan karena wajah kita masih memiliki bentuk.

Percaya dehhh.. penilaian yang mereka berikan, tidak akan membuat hari-hari kehidupan kita, kemajuan karir kita, ketrampilan yang kita miliki, dan kecerdasan kita menjadi hilang, tumpul, atau tak bisa kita kembangkan, selama kita sendiri tidak membiarkan hati serta pikiran kita terpengaruh olehnya. Kita yang menjalani hidup ini, bukan mereka...!!!

Kata Om Rene Suhardono (seorang motivator dan public speaker) : "You have a reason to stand for something, or simply fall for anything". Kita punya banyak alasan untuk tetap berdiri demi sesuatu (maksudnya, untuk kebaikkan dan kemajuan hidup di masa mendatang), atau malah jatuh untuk banyak hal (maksudnya, bisa mengalami keterpurukkan kalau terlalu meresapi kata-kata hinaan yang disampaikan orang lain).

Biar saja orang lain menghina kita karena wajah kita tidak ganteng atau tidak cantik. Punya wajah ganteng atau cantik itu memang sebuah karunia, tapi itu bukanlah segalanya. Ada banyak hal yang jauh lebih penting dan lebih bernilai daripada hanya memiliki satu kebanggaan, yaitu memiliki wajah ganteng atau cantik.

Kalau wajahnya ganteng atau cantik tapi otaknya kosong, sama juga bohong. Kalau wajahnya ganteng atau cantik tapi akhlak-nya kosong melompong, sama juga najong. Dan kalau wajahnya ganteng atau cantik tapi ternyata tukang bohong? Naudzubillah dahhh...

Nah, kita harus bisa menunjukkan diri kita (apa, siapa, dan bagaimana diri kita sesungguhnya), sehingga semua orang akan tahu kalau otak kita tidak kosong, akhlak kita tidak kayak tong kosong, dan kita juga bukan tukang bohong.

Ronaldinho tidak ganteng, tapi tercatat sebagai salah seorang pemain sepak bola kelas dunia. Tukul Arwana juga tidak ganteng, tapi saat ini tercatat sebagai salah satu bintang iklan dan host acara televisi dengan bayaran termahal di negara kita. Bintang film Whoopi Goldberg juga tidak cantik, tapi bisa jadi bintang film terkenal dunia. Pelawak Haji Qomar dan Deddy Gumelar juga tidak ganteng, tapi sekarang bisa menjadi anggota DPR serta tokoh berpengaruh di partainya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) merasa dirinya tidak ganteng. Tapi ada puluhan juta Warga Negara Indonesia yang berharap dan menginginkannya untuk menjadi Presiden RI periode 2014 - 2019 nanti.

Yang mau saya bilang disini, orang-orang terkenal itu punya talenta dan kemampuan diri yang mereka kelola serta ditumbuh-kembangkan sehingga menjadi modal dasar mereka untuk bisa menghadirkan suatu kualitas diri, karir, dan masa depan yang jauh lebih baik.

Sebuah quote mengatakan : Yang terbaik dan terindah dalam hidup ini tak bisa dilihat atau diraba, akan tetapi dapat dirasakan dengan hati, dan keluar dari hati.

Fakta membuktikan, tampilan wajah seseorang yang apa adanya, tidak mewakili kemampuan dan kualitas dirinya, karena sejatinya, ketampanan atau kecantikkan seseorang itu, ada pada hatinya.

Hidup ini sudah susah. Jadi, jangan lagi dibuat 'kelihatan' makin susah hanya karena kita terlalu polos dan lugu untuk mencerna bulat-bulat adanya penilaian negatif yang disampaikan orang lain terhadap diri kita.

Gak ada yang perlu dikhawatirkan apabila ada orang yang menilai wajah kita tidak ganteng atau tidak cantik. Bijaksana saja dalam menyikapi perkataan orang-orang yang terlalu 'ceroboh' dan 'bodoh' karena bangga sudah bisa menghina kita. Walau terasa menyakitkan, anggap saja mereka sedang bercanda.

Lagi pula, ada begitu banyak kiat serta pihak yang bisa membantu kita untuk membuat tampilan wajah kita menjadi ganteng atau cantik. Tanya 'paman' Google, pasti diberikan banyak cara untuk merubah tampilan wajah.

Memiliki wajah (yang katanya) tidak ganteng atau tidak cantik mungkin tidak enak karena membuat orang lain terinspirasi untuk mengolok-olok atau menghina kita. Tapi itu bukan berarti kita tidak mempunyai potensi-potensi diri yang bisa meredam segenap penilaian negatif atas diri kita. Pe-De (percaya diri) saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun