Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Asmara Darah

25 Oktober 2020   23:41 Diperbarui: 25 Oktober 2020   23:47 230 30
itu terik. Andika mampir di sebuah kios kecil untuk membeli sebotol minuman air mineral. Dia haus, setelah seharian melaksanakan tugas jurnalistik.

"Kang, numpang duduk, ya!" kata Andika, langsung mendaratkan bokongnya di sebuah bangku yang memang disediakan pemilik kios.

Belum sempat meneguk minuman, seorang wanita muda cantik belanja sesuatu ke kios tersebut. Andika cuek, dan meneguk air mineral yang baru dibelinya. Dia tak sadar, wanita muda tadi diam-diam mencuri pandang.

Merasa diacuhkan, si wanita muda itu menyindir. "Haus ya, pak?".

Sadar sedang disindir, Andika tersenyum kecut. "Sialan," pikirnya.

"Eh, kamu yang ngontrak rumah di RT sebelah, kan?" Tanya wanita muda itu memberanikan bertanya.

Andika segera menutup botol minumannya. Lalu, menoleh ke arah wanita muda tadi. "Iya. Emang kenapa?".

"Nanya aja. Kan aku asli orang sini. Jadi, sering lihat kamu."

"Oh, ya. Kenalkan aku Lisa," kata wanita itu yang ternyata namanya Lisa sambil menjulurkan tangannya ngajak salaman.

"Andika."

Sejurus kemudian, mereka terlibat obrolan singkat, dan diakhiri tukaran nomor WhatsApp.

Sejak saat itu keduanya sering berkomunikasi. Tanpa disadari benih-benih cinta diantara keduanya mulai tumbuh. Dan, akhirnya mereka pun merajut tali asmara.

Hanya saja, hubungan keduanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Karena, Lisa sebenarnya telah dijodohkan orang tuanya. Namun, wanita muda itu kekeuh menolaknya.

Seperti pribahasa, serapat-rapatnya menutupi bangkai, baunya tercium juga. Pun dengan jalinan asmara Andika dan Lisa akhirnya kepergok saat tengah asik nongkrong di sebuah cafe. Hal ini membuat kedua orang tua Lisa murka.

Kedua anak muda itu akhirnya disuruh pulang. Dan, Andika diminta datang ke rumah orang tua Lisa.

***

Andika tampak tenang duduk di ruang tamu, saat ayah Lisa langsung memberondong dengan sejumlah pertanyaan. Apapun yang ditanyakan, pemuda itu jawab dengan jujur.

"Ada hubungan apa kamu dengan anakku?" tanya ayah Lisa tegas.

"Kami pacaran, Pak."

"Yang benar kamu kalau ngomong? Anakku itu telah ada calon suaminya. Dia jauh lebih baik darimu segalanya!".

Andika tak peduli dengan segala ocehan ayah Lisa. Dalam pikirnya hanya satu, Lisa mencintainya. "Saya tahu, Pak. Tapi, saya rasa Lisa suka sama saya. Dan, itu cukup."

"Lancang banget kamu. Sekarang silahkan keluar! Aku tak mau lagi kamu dekat dengan anakku," ayah Lisa marah besar dan mengusir Andika dari rumahnya.

Tanpa banyak basa-basi, Andika pun pergi meninggalkan rumah itu. Hatinya hancur. Namun begitu, dia bertekad akan terus memperjuangkan cintanya. Asal, Lisa juga masih mencintai dirinya.

***

Sejak peristiwa itu, kedua anak muda yang tengah dirajut asmara ini tak bisa lagi berkomunikasi. Setiap Andika mengontaknya, handphone Lisa selalu tak aktip. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun