Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Normal dan Psikopat (2)

9 Oktober 2020   19:06 Diperbarui: 9 Oktober 2020   19:12 44 1
Ragatha, pria ini lahir dengan paras tampan dan rambut cokelatnya yang alami. Ragatha sejak umur 3 tahun sudah dipertemukan dengan bandul karena ayahnya sangat suka bandul. Tenang, ayahnya tak memanfaatkan untuk hal-hal aneh.

Ragatha lahir pada dini hari, saat itu di depan rumah sakit sedang terjadi aksi pembunuhan sistematis. Modusnya pengembalian buku terus langsung dibunuh. Ragatha merengek saat itu. Ya... ibunya bangga, entah, ya.

Ragatha di umurnya yang ke-3 tahun langsung mengenal bandul dengan sendirinya. Ada rantai emas kecil yang tersambung dengan bulatan menggembung yang mirip dengan bulatan emas gong. "Eh, fungsinya apa sih?" penasaran Ragatha saat itu. Dia menggoyangkan bandul itu tanpa ada takut. "Sayang, jangan mainkan bandul Ayah!" , "Tapi Ma, bandul ini sayang sekali tidak dibawa kemana-mana!".

"Tuinging, Tuinging, dul, bandul!" serunya.

Ragatha didaftarkan di sekolah unggul yang isinya pelajaran berhubungan dengan IPA karena ia berhasil menjawab satu pertanyaan yang dari dahulu tidak berani dijawab oleh semua murid disana.


'Halo, nama aku A dari Universitas X. Aku adalah seorang mata kilat yang tercipta dengan sendirinya. Haha, jujur, aku memang melatih mata ini awalnya agar dijauhi wanita, tapi kenapa jadi asyik sendiri?

Aku memanfaatkan mata kilatku untuk melihat satu benda mati saat itu yaitu pisau. Kata orang, pisau itu membuat semuanya mudah terpotong. Ah, bohong.

Mata kilatku juga digunakan untuk menatap wanita yang sangat aku benci hanya karena seorang wanita yang terus menjelaskan rumus Kimia dari awal sampai akhir. Durasinya 10 menit. Ingin ku memanfaatkan rumus itu untuk menghancurkan hidupnya.

Ya... kau tahu apa yang ia lakukan ketika ia kutatap dengan tatapan tingkat tinggi? Hanya sebuah pisau yang ia cat membentuk sesuatu.

"Itu kamu suatu saat, ehm!!!".

Seketika aku dendam, awas ya, aku balas.

Suatu hari aku tugas kelompok dengannya untuk membuat zat baru. Kebetulan banyak tabung terutama tabung ukur saat itu.

"Hei, zat ini bisa membuat seekor marmut sangat lucu!" berisik kau!

Hei, itu pisaunya, aku langsung ambil ketika ia fokus membuat zat lain. Aku melakukan sesuatu padanya dan kau tahu reaksiku apa?

"A... a... what?"

So, menurut kamu? Apa yang terjadi?'

Seorang Ragatha menjawab

'Halo, aku Ragatha, sang pengenal bandul sejak umur 3 tahun dan ingin melakukan apa yang ku lakukan pada orang-orang dengan bandul itu.

Menurutku perempuan itu menunjukkan pisau dengan menulis nama panggilan orang itu.

Menurutku ia berhenti melakukan sesuatu ke perempuan itu because dia sudah tidak sanggup memotong tabung kimia dengan pisau apalagi pisaunya adalah sebuah namanya.

Oh, ayolah kenapa tidak dilakukan saja'

Ragatha diterima hanya karena pertanyaan tersebut. Ragatha diperkenalkan dengan banyak buku berhubungan dengan IPA dan suatu hari ia bertemu dengan novel thriller. Kesendirian saat itu di perpustakaan membawanya untuk membuka novel tersebut.

Seketika ada yang bergetar dan semua terdukung dengan banyaknya HVS di kamar. Ragatha tersenyum bahagia saat itu. Si Tampan, apa yang kau lakukan?

BERSAMBUNG

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun