Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Sebuah Perjalanan

22 Oktober 2020   01:36 Diperbarui: 22 Oktober 2020   04:15 62 10
tetes-tetes silih berganti membasahi ujung kepala dalam pelarian dari nestapa
dalam sebuah perjalanan yang berkabut memandang cahaya di atas aspal yang setara pekat, langit nista cahaya bulan
kabur tak menembus, sampai ke wajah.
tubuh lunglai di atas kaki yang hampir mati rasa
mengutuk langkah yang telah terperdaya

di pundaknya bertengger kenangan terik mentari bersama asap dan keringat menempel
panasnya membingkai di langit dan muka bumi
panasnya membelah kepala, memupuskan segaris senyuman di daun pintu pengharapan

bulan telah kalah pada awan dan hujan yang sengaja datang tak deras. bertahan sepanjang malam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun