Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Perjalanan

22 Oktober 2020   01:36 Diperbarui: 22 Oktober 2020   04:15 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tetes-tetes silih berganti membasahi ujung kepala dalam pelarian dari nestapa
dalam sebuah perjalanan yang berkabut memandang cahaya di atas aspal yang setara pekat, langit nista cahaya bulan
kabur tak menembus, sampai ke wajah.
tubuh lunglai di atas kaki yang hampir mati rasa
mengutuk langkah yang telah terperdaya

di pundaknya bertengger kenangan terik mentari bersama asap dan keringat menempel
panasnya membingkai di langit dan muka bumi
panasnya membelah kepala, memupuskan segaris senyuman di daun pintu pengharapan

bulan telah kalah pada awan dan hujan yang sengaja datang tak deras. bertahan sepanjang malam

pedagang es menerima kekalahannya
membawa pulang seluruh tubuhnya yang juga mendingin gigil bagai es yang gagal terjual

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun