Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Menakar Potensi Diri, Kita Berada di Mana?

7 Februari 2020   14:16 Diperbarui: 7 Februari 2020   15:19 550 41

Aku Koq tak pernah bisa ya melakukan ini
Mengapa sulit ya?
Kadang aku iri, koq mereka bisa
Kapan aku bisa seperti mereka?

Pertanyaan-pertanyaan di atas sering terlontar dari mulut kita. Juga sering terdengar di telinga kita. Sebenarnya apa sih yang terjadi?

Kita termasuk yang memiliki potensi diri yang belum tergali, karena tidak kita ketahui atau termasuk pada yang sudah tahu potensi yang dimiliki namun tak tau harus mengembangkannya seperti apa.

Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Demikian juga potensi diri yang dimiliki seseorang berbeda. Istimewa pada satu potensi diri belum tentu bisa pada potensi lainnya.

Dan yang terbaik adalah orang yang potensinya mampu dimaksimalkan untuk dirinya dan orang-orang disekitarnya.

Menurut wikipedia, potensi diri merupakan kemampuan atau kekuatan diri seseorang baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, akan tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseorang.

1. Potensi Berpikir
Kemampuan berpikir setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Ada yang cepat, ada yang lambat.

Jangan heran ketika kita meminta orang lain untik segera berpikir tak mendapatkan hasil yang lumayan. Malah ada yang menyerah bahkan sebelum mau berpikir.

Bagaimana melatih berpikir?
Dengan banyak membaca maka kemampuan berpikir akan meningkat pesat. Setelah itu tulis sesuatu, apa pun itu setiap hari di note yang ada di gawai atau kertas cataran.

Meluangkan waktu beberapa menit atau beberapa jam untuk menonton sesuatu. Dengan menonton nalar kita berkembang dan merespon apa yang dilihat.

Mengkonsumsi makanan-makanan yang tidak perlu proses panjang untuk dikonsumsi terutama yang mengandung omega 3, dapat meningkatkan potensi berpikir. Misalnya buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan dapat membantu tubuh meningkatkan antioksidan.

Di samping itu, menyempatkan diri untul berlibur biasanya akan menjadikan pikiran menjadi presh. Dan kerja otak untuk berpikir bisa lancar lagi.

Melatih diri untuk mencari konektifitas antara ide  yang sudah ada juga sangat mampu meningkatkan cara berpikir. Berpikir bukan berarti menciptakan sesuatu yang baru, namun mencari koneksi dari setiap hal yang sudah ada.

2. Potensi Emosional
Jangan kaget ketika ketemu dengan teman yang hari-harinya marah. Atau ketemu yang hari-hari mengeluh. Karena potensi emosional tiap orang tak sama.

Cita rasa masing-masing individu berbeda. Makanya ketika melihat ada orang yang suka musik dangdut jangan sewot, atau ada yang suka musik keroncong jangan ngomel. Kadang ada orang yang tak suka musik sama sekali.

Perasaan ingin dipamahami atau memahami, ingin dicintai atau dicintai, ingin diperhatian atau memperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada kebaikan dan keindahan.

Di sinilah keunikan dari manusia, potensi emosionalnya berbeda. Oleh karena itu pemahaman terhadap potensi emosional dalam diri layak untuk benar-benar dicermati. Dengan begitu kita tidak akan mudah memvonis orang lain memiliki emosi yang negatif.

Kencenderungan potensi emosional seseorang sangat tergantung pada lingkungan sekitarnya. Bila berada pada lingkungan yang tenang dan sejuk maka yang bersangkutan juga cenderung tenang dan sejuk.

Berbeda halnya jika mereka berada pada daerah yang situasi demografinya keras, panas, tandus, dan gersang maka emosionalnya akan terlihat pada setiap pergaulannya.

Bagaimana mengolah potensi emosional ke arah positif?

Ketika emosi meledak-ledak terutama ketika marah sangat merugikan kita. Oleh karena itu ketika marah datang sebaiknya tarik napas sedalam-dalamnya, kemudian tenangkan diri dengan cara pindah tempat. Jika mulanya duduk, maka berdiri bisa dilakukan. Atau sebaliknya.

Memindahkan fokus terhadap sesuatu juga mampu menjadi salah satu cara mengendalikan emosi negatif pada diri kita.

Menghindari situasi yang menyebabkan emosi negatif muncul juga bisa dilakukan. Karena dengan muncul dan meningkatnya emosi negatif menyebabkan potensi emosi terganggu.

Kondisi yang kadang menjadikan emosi negatif timbul misalnya kemacetan, kelelahan, pekerjaan yang menumpuk dan sebagainya. Ketika menghadapi emosi negatif lebih baik ajak teman dekat, keluarga atau siapa saja yang dipercaya, lalu berceritalah. Mungkin saja dengan demikian emosi negatif akan perlahan hilang.

Mengembangkan emosi positif dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain sebaik mungkin. Minimal tersenyum dan menyapa orang lain akan membuat nyaman dan perasaan senang. Ketika perasaan senang, emosi positif akan berkembang san meningkat.

3. Potensi Fisik
Tubuh yang sehat, tubuh yang kuat tidak datang dengan sendirinya. Diperlukan nutrisi gizi yang baik. Latihan fisik yang teratur akan membentuk fisik yang baik.

Bakat yang luar biasa jika tak didukung dengan potensi fisik yang baik takkan mampu menghasilkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu menjada fisik merupakan sarat utama. Dalam kondisi sehat apa saja dapat dilakukan. Bandingkan ketika sakit, semua gerak akan terbatas.

4. Potensi Sosial
Seseorang yang memiliki potensi sosial yang besar tentu memiliki kapasitas dalam penyesuaian diri dan mempengaruhi orang lain. Adapun kemampuan menyesuaikan diri dan juga mempengaruhi orang lain berdasarkan kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun keterampilan seseorang tersebut.

Kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar tidak akan bisa dilakukan ketika potensi sosial yang dimiliki sangat minim. Oleh karena itu dengan banyak belajar dan memiliki talenta yang banyak akan mampu menjadi penentu pada lungkungan sosial yang dimiliki.

Setelah mengetahui dan melatih potensi yang dimiliki maka tinggal mengasahnya lagi Agar dapat memberi manfaat bagi diri kita dan orang-orang disekitar kita.

Apa yang dilakukan?
Senang belajar dan selalu melihat kekurangan diri adalah sarat utama. Kemudian memupuk sikap yang luwes, tidak takut melakukan perubahan secara total untuk perbaikan. Jika terjadi sesuatu di luar keinginan kita maka sebaiknya tidak menyalahkan orang lain maupun keadaan.

Di samping itu mempunyai sikap yang tulus bukan kelicikan, rasa tanggung jawab, mampu menerima kiritik dan saran dari orang, serta berjiwa optimis, tidak mudah putus asa.

Semoga potensi diri yang kita miliki dapat kita ketahui maksimalkan untuk kita dan untuk orang-orang di sekitar kita.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun