Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ketika Keberadaan Musholla di Mal Tak Lagi Terabaikan

12 Desember 2011   10:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:27 261 0
[caption id="attachment_148068" align="aligncenter" width="614" caption="Musholla yang bersih dan tersedia tempat penitipan barang"][/caption] Pada hari jumat sore, di sebuah pusat perbelanjaan megah di kawasan Jakarta Pusat,  saya beserta rombongan Kompasianer seperti Pak Dian Kelana, Om Jay, Babeh Helmi, Pak Arif serta beberapa kawan lainnya menghadiri kopdaran di suatu acara. Usai Kopdaran selesai, sekitar pukul 15 wib, satu persatu dari kami segera pamit untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun sebelumnya, antara Om Jay dan Pak Dian Kelana sempat berkeliling mal terlebih dahulu mencari Musholla untuk Sholat Ashar. Tidak sampai lama kemudian, dekat sebuah pintu masuk di lobby utama, ada sebuah Musholla yang kecil dan nyaman, apalagi letaknya sangat strategis, bersebelahan dengan pintu masuk yang sangat ramai dikunjungi pengunjung. Ruangan yang agak kecil namun terlihat sangat rapih dan juga terawat, dengan satu orang penjaga untuk menitipkan alas kaki atau sepatu dan sendal. Saat saya melangkahkan kaki kedalam, tempat wudhu, airnya pun mengalir jernih dengan dinding keramik yang putih bersih, membuat suasana siang terik itu menjadi adem. Kebetulan saya sendiri saat itu, sempat memotret ke dalam ruangan Musholla yang sedang di pakai untuk berjamaah. Ada sekitar beberapa orang yang sedang Sholat Ashar maupun Sunnah. Senang juga melihat ada Musholla di tempat keramaian yang letaknya sangat strategis ini, kemana mana sangat dekat, food court tinggal melangkah, untuk lift ada di sebelah, dan pintu utama keluar masuk, hanya sejengkal saja. Padahal, seingat saya beberapa tahun yang lalu, atau tepatnya sekitar 5 tahun kebelakang. Justru, Musholla adalah tempat yang sangat terabaikan. Kalau tidak letaknya dilantai ujung paling atas, atau berada di lantai paling bawah. Itupun sangat tersembunyi sekali keberadaanya, bahkan tak jarang letaknya di belakang tempat parkir yang penuh sesak dan pengap. Sudah begitu tidak ada yang menajaga, apalagi merawatnya. Pernah saya dan Ayah ketika remaja dahulu, ingin Sholat harus bergantian karena tidak adanya yang menjaga barang bawaan seperti tas dan sepatu. Kalau ditinggal nanti, takutnya hilang. Bukan bermaksud Su'udzon, namun banyak kejadian kalau orang ingin Sholat di Musholla umum atau di pusat perbelanjaan, pasti saja ada yang kehilangan, entah sepatu, sendal, bahkan arloji yang dicantolkan dekat ruang wudhu. Saat mengikuti acara Kompasianival kemarin juga, Musholla yang tersedia di lantai 1 dan 4 sangat bersih, serta lumayan untuk dibilang nyaman dan aman.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun