Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Zakariyya Ar Razi; Teladan para Dokter

3 November 2012   12:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:02 1270 0
“Ia tidak ingin menggunakan dunia kedokteran untuk sarana mencari penghasilan dan mengumpulkan kekayaan. Dunia kedokteran dipandangnya sebagai sarana untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan.”

Memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariyya Ar-Razi atau yang dijuluki Rhazes di dunia Barat. Ar-Razi Lahir di Rayy, Teheran Sekitar tahun 865 M dan wafat sekitar tahun 313 H/925 M dalam usia 62 Tahun di kota kelahirannya, Rayy[1]. Ketika usia muda, Ia sangat menggemari musik, terutama kecapi dan mahir memainkan harpa. Ketika dewasa mulai menekuni filsafat, matematika, kimia, dan kesusastraan. Ia dibesarkan oleh keluarga yang sangat kental dengan agama.

Ia pernah belajar dan bekerja dalam bidang kimia dibawah bimbingan Hunayn ibn Ishak (809-877 M)[2]. Ar-Razi dikenal sebagai ilmuwan yang sangat terampil dalam melakukan proses-proses kimia, seperti distilisasi[3], kristilisasi[4], filtrasi[5], sublimasi[6], kalsinasi[7], sintesa-sintesa dan proses analisis lainnya. Dalam bidang ini, Ar-Razi merupakan ilmuwan yang pertama kali mengklasifikasikan berbagai zat kimia ke dalam tiga bagian, yaitu mineral, hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan asumsi bahwa hewan dan tumbuhan juga mengandung unsur kimia.

Ar-Razi juga ilmuwan yang pertama kali menemukan Air Raksa (Hg) yang banyak digunakan dalam kegiatan dunia kedokteran. Saat ini Air Raksa juga banyak digunakan dalam termometer atau barometer walaupun sudah mulai tergantikan dengan alat ukur modern karena pertimbangan sifat toksisitasnya. Di Eropa, Raksa arau Merkuri baru dikenal pada masa Czar Rusi Alexei Mikhailovitsy yang memerintah pada 1645-1676 M.

Begitu gemilangnya Ar-Razi ketika mendalami dan menciptakan sesuatu dalam bidang Kimia. Namun, ternyata dia harus meninggalkan dunia tersebut karena mengalami pelemahan pada alat penglihatannya yang diakibatkan karena eksperimen-eksperimen kimia yang dilakukannya. Lantas, hal itu mengharuskannya pergi ke seorang dokter. Ketika ia mendatangi dokter, dokter tersebut meminta sekitar lima ratus dinar sebagai bayaran atas pelayanan medisnya. Ia menyimpulkan bahwa dunia kedokteran telah dijadikan alat untuk menghimpun kekayaan. Ar-Razi mengatakan, “Ini adalah suatu bencana, Aku tidak ingin seperti itu.” Kejadian itu mulai mendorong Ar-Razi untuk menekuni dunia kedokteran.

Keseriusannya dalam menekuni dunia kedokteran membuat Ar-Razi melesat menjadi seorang yang dikenal sebagai dokter muslim terkemuka. Bahkan, menjelang usia 30 tahun Ia dipercaya sebagai pemimpin sebuah rumah sakit yang dikenal sebagai pusat pendidikan dan penelitian kedokteran di daerah Rayy. Jabatan itu diberikan oleh Gubernur Rayy yang bernama Manshur bin Ishaq bin Ahmad bin Azad yang memerintah di Rayy pada tahun 290-296 H/902-908 M.

Setelah selesai memimpin rumah sakit di Rayy, ia juga dipercaya sebagai kepala rumah sakit di Baghdad. Pada zaman itu, Ia terkenal sebagai dokter yang paling andal. Berkat keahliannya di dalam bidang kimia, ia berhasil menggunakan kimia sebagai pendukung kegiatan kedokterannya. Ia juga orang yang pertama kali menyatakan bahwa kestabilan kondisi jasmani sangat terpengaruh oleh keadaan kondisi jiwa. Teori tersebut merupakan teori yang digunakan dalam dunia kedokteran modern. Tidak heran Ia dikenal sebagai salah satu bapak kedokteran modern.

Ar-Razi memiliki banyak khazanah yang sangat bermanfaat bagi manusia. Ialah yanng pertama kali melakukan pengobatan dengan cara pemanasan saraf, Ia juga yang pertama kali mendiagnosaHypertensi (Darah Tinggi), Ia juga yang pertama kali mengemukakan metode pengobatan kai atau yang sekarang amat populer dengan akupuntur. Yaitu dengan cara menusuk titik tertentu dengan besi runcing yang dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana. Dalam beberapa karyanya, ia juga berbicara tentang pendiagnosaan penyakit cacar, penyakit pada anak-anak, dan Injeksi Urethral.

Khazanah lain yang tidak kalah pentingnya, adalah mengenai kepribadiannya. Sebagai seorang dokter, Ar-Razi dikenal sebagai dokter yang pemurah. Ia memperlakukan orang miskin dengan baik dan mengobati mereka tanpa menerima imbalan apapun. Ini sangat relevan dengan apa yang dicita-citakannya semasa awal mencanangkan diri untuk menekuni dunia kedokteran. Ia tidak ingin menggunakan dunia kedokteran untuk saran mencari penghasilan dan mengumpulkan kekayaan. Dunia kedokteran dipandangnya sebagai saran untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan.

Ar-Razi adalah seorang ilmuwan yang sangat produktif dalam menuliskan hasil-hasil penemuannya. Selama hidupnya, tak kurang dari 232 buah karya telah Ia tulis. Karya-karya tersebut mencakup berbagai bidang, seperti Kimia, Kedokteran, Astronomi, Sejarah, Teologi, Etika dan Filsafat. Selain itu, Ar-Razi juga menulis buku tentang materi, ruang, nutrisi, waktu, gerak dan optik.


  • Al-Hawi
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun