Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Humor Sufi Aceh: Serambi Vatikan

17 September 2010   16:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 508 0
HISAB O1: Seorang Sufi Aceh bernama Teungku Malek Daud mendatangi media dan kepada tim redaksi salah satu media lokal manyampaikan usulan:

"Saya punya niat mau menjadikan Aceh sebagai Serambi Vatikan."

Awak tim redaksi yang umumnya orang Aceh tentu saja sangat terkejut dengan wacana yang baru saja di dengar. Bagaimana mungkin Aceh yang dikenal Serambi Mekkah diganti jadi Serambi Vatikan?!

Pimpinan redaksi yang tadinya ikut menyambut kedatangan sang sufi Aceh juga hanya bisa diam. Sesekali ia mencoba mencari tahu apa latar sang sufi mau menjadikan Aceh sebagai Serambi Vatikan. Tapi, semakin dipikir justru semakin membingungkan. Karena itu, ia memutuskan untuk bertanya saja:

"Maaf, Teungku. Apa tidak salah jika Aceh dijadikan Serambi Vatikan?! Aceh kan daerah dengan mayoritas Islam dan sejak awal sudah Islam!"

"Siapa bilang Aceh sejak awal berpenduduk Islam? Apa Islam agama pertama di dunia?!"

"Maksud saya.."

"Pokoknya, saya punya niat mau menjadikan Aceh juga sebagai Serambi Vatikan. Tolong tulis dan wartakan."

Esoknya, Aceh ribut. Warta media dengan judul "Aceh Bersiap Jadi Serambi Vatikan" menyulut demontrasi besar-besaran dan menuntut polisi untuk menangkap sang sufi yang sudah dianggap murtad.

Gubernur Aceh yang ikut marah akhirnya memerintahkan untuk membawa sang sufi ke pendoponya sebelum diusut dan dikenai pasal memprovokasi dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Maka terjadilah dialog, yang juga disaksikan oleh perwakilan pendemo:

"Mengapa Teungku menginginkan Aceh jadi Serambi Vatikan? Apa Teungku tidak memikirkan dampaknya. Lihat, semua rakyat Aceh marah dan pemerintah kelabakan mengurusi demo."

"Ketika saya mengatakan yang menurut kalian salah maka kalian berlomba-lomba menghukum saya seakan-akan kalian tidak pernah berbuat salah. Padahal saya baru "berniat" saja. Tapi, ketika kalian berbuat yang menurut saya salah kalian berlomba-lomba membela diri. Seakan-akan kalian malaikat yang tidak pernah salah."

"Ditangan kalian sudah ada kitab yang kalian bertaruh nyawa untuk mempertahankannya jika ada yang menghinanya. Tapi kalian ternyata tidak cukup percaya dengan apa yang kalian punya hingga kalian membuat aturan, yang katanya perlu kalian sepakati. Tapi ujungnya kenapa tetap saja kalian langgar dan disisi lain kalian menabrakkannya dengan kitab yang kalian anggap suci tapi sesungguhnya hanya kalian muliakan seperti memuliakan raja tanpa wewenang?"

"Kalian selalu mengatakan Tuhan cinta damai dan mereka yang tidak bisa berdamai tidak beriman walau beragama. Dan kalianpun bersiap diri menjadi Tentara Tuhan seakan kalianlah patriot sejati. Tapi ketika kalian membaca ayat-ayat Tuhan tentang kemanusiaan dan kepedulian kalian mengabaikannya dan menyerahkan mereka kepada kebajikan dan kasih sayang Tuhan. Lebih kasian lagi, kalian dengan penuh semangat mengejar si pendosa yang coba mempertahankan hidup dengan dirinya tapi kalian menyerahkan kepada penegak hukum mereka yang memakan "bangkai saudaranya" (korupsi)."

Suasana diam dan kesunyian menyergap ruangan pendopo yang sejuk sampai kemudian suara Teungku terdengar lagi:

"Ini dua tanganku. Tangkaplah. Kalian bisa memenjarakan aku. Tapi, suara kasih sayang semua hamba Tuhan tidak bisa kalian penjara, selamanya."

Tak ada yang bergerak untuk menyodorkan borgol. Sebagai ganti, semua mengulurkan tangan untuk bersaleuman.

Saleum peACEHeart,
Rismanaceh

Catatan:

HISAB adalah singkatan dari Humor "I" Sufi Aceh Baru. "I" bisa jadi Inspirasi, kadang Introspeksi, bisa juga hanya sekedar Iseng.

Teungku adalah panggilan untuk ulama di Aceh. Sama dengan Kyai di daerah lain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun