Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Menjadi Perempuan, Lebih dari Seorang Istri dan Ibu

25 Oktober 2014   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:47 93 1
“Bukan sekadar kebesaran nama atau kemegahan karya yang ia tinggalkan,
tapi keteladanannya untuk rela berkorban.”




Menjadi perempuan bukan hanya menjadi seorang ibu dan istri. Ia memiliki kapasitas lebih dari itu. Ia memiliki potensi yang besar untuk mengubah dunia. Seperti Rasulullah saw yang pernah bersabda bahwa “Jika Negara ibarat rumah, maka wanita adalah tiang penyangganya. Jika ingin Negara yang kokoh, maka kokohkanlah para wanitanya.” Hal ini terbukti ketika zaman Rasulullah saw dan para sahabat, banyak kita kenali banyak sosok wanita yang menginspirasi dan aktif berkiprah dalam mendakwahkan Islam. Sebut saja Khadijah ra, yang dikenal sebagai sosok saudagar wanita yang tegas dan pemurah, juga di satu sisi manjadi seorang istri yang lembut dan taat pada suaminya.  Fatimah, Aisyah, Ummu Salamah, Ummu Sulaim, Zainab, dan masih banyak teladan muslimah lainnya yang patut kita ambil hikmahnya hingga berabad-abad kemudian, harum kisahnya masih dapat kita nikmati hingga hari ini.



Maka  kita sepakati bersama bahwa menjadi aktivis muslimah adalah bagian dari kewajiban kita untuk menebarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.  Lantas, pertanyaan berikutnya? Bagaimana membentuk diri menjadi seorang aktivis muslimah?


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun