yang memendam begitu dalam gusar dan benci
yang tak berketetapan hati, terombang-ambing laksana buih
di kemarau budi, sungai-sungai pekerti mengering
kepada kepentingan dan kesombongan kalian digiring
meninggalkan nurani terlunta-lunta, lusuh dan compang-camping
aku ingin berteriak kepada mu, wahai penduduk negeri kayu lapuk
yang begitu bangga dengan serapah dan kutuk
yang mencoba mendamaikan maksiat siang dengan doa-doa di malam khusuk
di kerontang ilmu, bulir-bulir akhlak menguap
menjadi bisikan dan desas-desus di langit-langit gelap
lalu dengan buas, setiap barisnya kalian telan dengan lahap
sesungguhnya, jika negeri ini larut
itu karena semuanya seperti ular yang saling pagut
saling sikat, saling sikut
wahai penduduk dwiwarna
sesungguhnya kita ini bersaudara
lalu untuk apa ini semua?
Jakarta, 15 Oktober 2019